RADARSEMARANG.ID, Semarang – Kios batu akik di Pasar Dargo tampak lengang dan sepi. Ada 120 kios batu akik dan cindera mata di Pasar Dargo. Namun hanya 20 kios yang membuka dagangannya. Sebagian jualan online.
Namun Alex, 54, salah satu pedagang akik yang telah berjualan 8 tahun ini mengaku cemas. Kondisi Pasar Dargo semakin tidak terawat. Dirinya dan teman-teman paguyuban sudah berusaha mengadu ke pemerintah. Namun sampai sekarang belum ada tindakan. Padahal para pedagang berencana menggelar pameran akik terbesar di Jateng.
“Kalau mau bikin pameran ya boleh-boleh saja. Tapi ngeliat kondisi pasar yang begini, pengunjung mau masuk saja takut,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Semarang, Kamis (17/2).
Ia berharap, pemerintah segera meninjau ulang kondisi Pasar Dargo agar dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi. Pedagang lainnya, Heri, 58, juga mengeluhkan hal yang sama. Namun dirinya sudah memasarkan produk batu akiknya melalui online.
Dengan begitu ia masih mendapatkan calon pembeli. Dia juga mengajak pedagang lain untuk beralih ke online karena jika hanya mengandalkan pengunjung yang datang tidak akan bertahan lama. “Kalau ada yang pesen di online dan mau lihat barangnya, saya arahkan datang ke toko. Soalnya warga Semarang kadang tidak tahu Pasar Dargo itu apa,” ucapnya
Dirinya bersyukur dengan beralih ke online, ia masih bisa mendapatkan omzet yang stabil. Meski tak banyak seperti sebelum pandemi Covid-19. Batu yang paling digemari saat ini adalah jenis Blue Saphire. Namun para pembeli sekarang lebih mencari batu yang memiliki unsur magis atau klenik dengan alasan untuk kesehatan. “Saiki ki zaman edan Mas,” jelasnya. (cr6/ida)