
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Rini menangis histeris saat bangunan tempat jualannya dirobohkan dengan alat berat oleh petugas Satpol PP Kota Semarang. Ia menilai petugas telah bertindak sewenang-wenang.
Sebab, sebelum dilakukan pembongkaran, pihaknya merasa tidak diperingatkan lebih dulu. Rini juga tidak diberitahu lebih dulu kalau kemarin ada pembongkaran bangunan yang berdiri di atas saluran air oleh petugas Satpol PP.

“Tidak dikasih tahu sama sekali. Kalau ada kayak gini, harusnya dikasih tahu dulu,” katanya sambil menangis.
Menurut Rini, jika diberitahu lebih dulu, setidaknya ia bisa menyelamatkan seluruh barang berharganya lebih dulu. “Tolong Pak Presiden Jokowi, kasih saya gantinya kalau warung saya dibongkar. Saya tidak punya tempat lagi buat tidur. Saya ini dari lahir sudah tinggal di sini,” teriak Rini lagi.

Dalam penertiban kemarin, petugas Satpol PP membongkar 38 bangunan yang berdiri di atas saluran air di kawasan Terminal Terboyo.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto membantah jika sebelumnya tidak memberitahu pemilik bangunan. Ia menegaskan, jika sebelumnya telah datang memberi arahan kepada para PKL untuk tidak membangun di atas saluran.
Dikatakan, pemilik bangunan dinilai melanggar Perda Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pedagang Kaki Lima (PKL). Sebab, akibat adanya bangunan liar di atas saluran itu, kawasan tersebut kerap dilanda banjir.
“Kemarin sudah beberapa kali kita rapatkan, dan DPU memang sudah komunikasi dengan saya untuk dilakukan pembongkaran,” kata Fajar di selah pembongkaran bangunan liar tersebut.
Sebanyak 38 bangunan yang dibongkar berada di sisi kanan dan kiri jalan, tepat di atas saluran air. Ia selalu mengajak warga Semarang untuk lebih tertib, termasuk tidak membangun kios PKL di daerah larangan.
“Selalu saya sampaikan, ayo warga Semarang tertib, biar warga luar kota yang datang menjadi nyaman, dan tidak menyalahkan warga Kota Semarang,” ujarnya.
Setelah semua bangunan dirobohkan, pihak DPU akan menormalisasi saluran, sehingga aliran air menjadi lancar, dan bisa mengurangi banjir yang kerap menggenangi wilayah Terboyo dan Kaligawe. (cr2/aro)