
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Tahun ajaran baru seharusnya menjadi ladang rejeki untuk para penjual seragam sekolah. Namun tidak untuk tahun ini. Penjual mengeluhkan sepinya omzet mereka menyusul masih diberlakukannya pembelajaran secara daring.
Apalagi dengan kondisi pandemi dan diberlakukannya PPKM Darurat membuat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang rencananya akan dimulai Juli ini kembali menemui jalan buntu.

“Penjualan bukan hanya berkurang, tetapi justru sepi. Tapi sejak terdengarnya kabar PTM yang jatuh pada tanggal 12 Juli 2021, Alhamdulillah sempat ramai walau sebentar,” kata Arifin, 50, pemilik toko Raja Bares Jalan Suyudono Semarang kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Arifin menambahkan, saat ini seragam SD dan SMP paling banyak diburu dibandingkan kebutuhan atau perlengkapan sekolah lainnya. Sementara untuk seragam SMA, menurut Arifin belum begitu banyak permintaan

Untuk harga, Arifin mengatakan hingga saat ini masih cukup stabil. Di toko Raja Bares, harganya masih berkisar Rp 40-50 ribu untuk atasan seragam.“Harganya tidak ada kenaikan sih, paling setiap naik ukuran seragam dari size S ke M dipatok selisih harga Rp 2 ribu saja,” Tegasnya
Diungkapkannya, kebanyakan orang tua datang ke toko sudah membawa contoh ukuran baju tahun lalu atau sudah diukur dengan meteran tanpa mengajak anaknya, kemudian membeli seragam dengan ukuran yang lebih besar dari sebelumnya.
Kondisi serupa juga terjadi di salah satu toko seragam sekolah yang terletak di Jalan Gendingan, Semarang. Pemilik toko, Adisti Oktaviani, mengatakan untuk stok barang untuk seragam yang masih cukup untuk dijual.
“Apalagi dengan adanya PPKM pasti ada kesulitan. Ya harapan kami pandemi bisa segera teratasi sehingga kondisi bisa normal lagi,” keluhnya kepada Jawa Pos Radar Semarang. (mg3/mg1/bas)