RADARSEMARANG.ID, Semarang – Setelah dua minggu ditutup akibat menjadi klaster penyebaran virus Covid-19, Senin (21/9/2020), rumah makan (RM) kepala manyung “Bu Fat” di Jalan Ariloka, Krobokan, kembali dibuka. Acara dikemas dengan tasyakuran pemotongan tumpeng dan doa bersama.
Teguh Sutrisno mewakili keluarga Bu Fat mengatakan, para penggemar kepala mayung Bu Fat tidak perlu khawatir lagi, karena di rumah makan legendaris tersebut telah menerapkan protokol kesehatan ketat, mulai cek suhu tubuh, cuci tangan dan wajib pakai masker.
Selain itu, kata dia, penerapan protokol kesehatan didampingi dari Puskesmas Krobokan, serta masukan dari Tim Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Semarang Barat.
“Kapasitas rumah makan juga sudah kami kurangi 50 persen untuk pengunjung dan penerapan jaga jarak. Pengunjung mau masuk kita cek suhu, cuci tangan. Kita juga sediakan masker. Kalau nggak mau pakai masker ya tidak usah masuk,” tegasnya.
Teguh mengaku, dampak pemberitaan klaster Covid-19 di rumah makan itu cukup besar. Pihaknya ingin mengembalikan nama warung makan khas Kota Semarang itu dengan acara tasyakuran tersebut.
Ia menambahkan, dampak pandemi membuat penjualannya turun hingga 75 persen di awal pandemi Covid-19. Padahal waktu itu dia mempekerjakan 30 orang.
Camat Semarang Barat Heru Sukendar yang hadir dalam tasyakuran itu memastikan rumah makan Bu Fat sudah dilakukan sterilisasi. Setiap hari, rumah makan disemprot cairan disinfektan.
“Kita harus taati aturan pemerintah dan tegas, mudah-mudahan dengan dibuka ini bisa menggeliatkan perekonomian masyarakat,”harapnya.
Sebelumnya diberitakan koran ini, sebanyak 20 karyawan dan keluarga RM Bu Fat terpapar Covid-19. Setelah menjadi klaster penularan Covid-19, rumah makan khas ini sempat ditutup selama dua pekan. (jks/aro/bas)