
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Pembangunan museum Bubakan saat ini mencapai 60 persen. Desain pembangunan memang telah mengalami perubahan. Awalnya Bubakan akan dibangun polder penampungan air, namun karena ditemukan situs akhirnya dijadikan museum.
“Desainnya lebih kekinian. Nanti ada tempat penampungan air atau kolam. Ada ruang terbuka hijau, serta kafe. Kita buat mengikuti era sekarang,” kata Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Sesuai kontrak proyek, pembangunan harus rampung Desember 2020. Namun melihat progres saat ini, diprediksi rampung September. Pembangunan museum Bubakan sendiri, diharapkan bisa menjadi destinasi wisata baru di Kota Semarang dan melengkapi indahnya bangunan tua di Kota Lama.
“Pembangunannya dibagi menjadi dua, separo untuk museum dan separonya untuk RTH. Kita juga pasang pompa untuk pengendalian banjir,” tandasnya.

Pantauan koran ini, bangunan utama museum Bubakan sudah berdiri tegak. Sejumlah pekerja pun nampak sibuk menyelesaikan pengerjaan bangunan yang menggunakan bata merah tersebut. Sekilas bangunan terlihat mewah dan megah.
Sementara untuk revitalisasi tahap II, wanita yang akrab disapa Ita ini memastikan masih berjalan meski diterpa pandemi. Total anggaran yang digunakan mencapai Rp 60 miliar, digelontorkan oleh Kementerian PUPR. Ita menjelaskan, Rumah pompa Berok juga akan disulap menjadi tempat yang Instagramable.
“Nanti Sleko juga akan dibuat bagus, karena dulunya merupakan penghubung Kota Lama dan kawasan Melayu. Kanopi juga akan dipasang di Jalan Suari agar lebih memperindah Kota Lama,”pungkasnya. (den/zal/bas)