
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG – Prof Dr Ir Sri Puryono KS MP menawarkan pengelolaan kawasan pesisir dengan konsep ekoregion. Konsep yang mengutamakan keberlanjutan ekologis dalam pengelolaan sumber daya pesisir. Dalam upacara pengukuhannya sebagai Guru Besar Dosen Tidak Tetap Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro, Prof Puryono menjelaskan, secara prinsip konsep ini tidak melarang pemanfaatan sumber daya pesisir. Hanya saja, harus melalui pengaturan secara bijak berdasarkan pemanfaatan proporsional.
”Pendekatan ekoregion ini akan memadukan rencana penataan dan pemanfaatan ruang berbasis ekosistem,” jelasnya di Gedung Prof Soedarto Tembalang, Jumat (22/11).
Dengan pendekatan ini, lanjutnya, pengelolaan pesisir memiliki muara yang jelas. Yakni, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi. Selain itu, juga terjaganya ekosistem dan daya dukung lingkungan. Termasuk mengurangi ego sektoral dan kedaerahan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Dijelaskan, permasalahan kerusakan lingkungan pesisir di Jawa Tengah telah terjadi, baik di matra darat maupun di matra perairan. Selain disebabkan faktor alam, seperti kenaikan muka air laut dan amblesan tanah, juga dipicu ulah manusia yang menyebabkan fenomena abrasi dan agresi serta pencemaran lingkungan. ”Kerusakan yang timbul sebagian besar diakibatkan belum padunya pengelolaan pesisir. Sehingga untuk menanggulangi masalah tersebut diperlukan keterpaduan pengelolaan berbasis ekoregion,” ujarnya.
Namun demikian, lanjut dia, tidak mudah menerapkan pendekatan ekoregion. Diperlukan peran berbagai stakeholder. Di antaranya, perlu komitmen politik pengambil keputusan, komitmen menerapkan prinsip pengelolaan pesisir dengan terpadu ekoregion serta sejumlah komitmen lainnya.

Sesuai dengan penelitiannya berjudul Pendekatan Ekoregion dalam Pengelolaan Lingkungan Pesisir Terpadu (Kasus Wilayah Pesisir Teluk Semarang), Prof Puryono juga menyebutkan bahwa ekosektoral teluk Semarang mencakup empat wilayah di sekitarnya. Yakni, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Demak.
Persoalan yang ada di wilayah tersebut memerlukan keterpaduan di antara mereka.
Selain itu, menurutnya, kegiatan pembangunan juga menimbulkan dampak perubahan di teluk Semarang. “Pendirian bangunan yang menjorok ke laut di Kaliwungu dan Semarang telah mengalami transpor sedimen dan membelokkan pola arus gelombang, sehingga dapat menyebabkan abrasi atau agresi pantai di wilayah bagian timur bangunan,” ujar Puryono.
Hadir dalam upacara pengukuhan ini Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto, Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Pangdan IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Mochamad Effendi, Kajati Jateng Yunan Harjaka, mantan Gubernur Bibit Waluyo, mantan Gubernur Ali Mufidz, mantan Wakil Gubernur Rustriningsih, serta sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Diponegoro Prof Yos Johan Utama mengatakan, seorang yang mengemban gelar guru besar tidak tetap wajib memiliki tacit knowledge dalam bidang ilmu tertentu. Dalam hal ini Prof Sri Puryono adalah di bidang manajemen lingkungan. Tacit knowledge ini harus diwujudkan dalam bentuk nyata, buku, makalah, jurnal internasional yang bereputasi.
”Jabatan guru besar adalah jabatan akademik tertinggi. Tapi mahkota yang sebenarnya dari jabatan adalah kemampuan untuk mencetak karya yang baik untuk kemaslahatan umat manusia. Terlebih bidang yang digeluti Prof Sri Puryono ini sangat bermanfaat untuk umat manusia,” ujarnya.
Di sisi lain, Yos menginginkan peningkatan jumlah guru besar dari kampusnya. Hal tersebut disampaikan untuk mendukung kemajuan bangsa. “Kita harus berinovasi atau menjadi bangsa yang terpinggirkan? Upaya Undip untuk meningkatkan jumlah profesor ini telah membuahkan hasil, dalam 4 tahun terakhir Undip mendapatkan 50 profesor baru. Untuk memacu laju pertambahan profesor, Undip juga akan menerapkan program one profesor, get one candidate profesor,” paparnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengapresiasi capaian akademis Prof Sri Puryono. Ia berharap apa yang berhasil dicapai ini dapat memberikan manfaat untuk Provinsi Jawa Tengah. ”Baik juga kalau dipakai untuk menyelesaikan persoalan di kawasan pesisir, yang lebih konkrit,” ujarnya usai menghadiri acara pengukuhan. (sga/cr3/aro)