RADARSEMARANG.ID, SEMARANG – Puluhan pelajar asal Papua telah kembali ke Kota Semarang. Mereka sebelumnya telah pulang ke kampung halamannya saat terjadi kerusuhan beberapa waktu lalu. Setelah kembali ke Semarang, mereka memutuskan untuk meneruskan pendidikan dan fokus belajar.
Salah satu siswa kelas XII SMA Santo Michael Semarang, Anderson Natkime, mengatakan, sebenarnya sekolah asalnya di Timika menerima dengan tangan terbuka untuk warga setempat yang ingin melanjutkan pendidikan. Hanya saja, sekolah barunya tidak bisa menerima kiriman nomor peserta ujian nasional. Sehingga harus menuntaskan sekolahnya di Kota Semarang.
“Jadi, harus saya selesaikan dulu. Pelajar yang masih di sana bisa dihitung,” katanya saat berada di press room Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jumat (15/11).
Anderson mengakui, saat pulang ke Papua beberapa waktu lalu tak lain ingin bergabung dengan keramaian. Keinginannya tersebut setelah melihat gambar dan video di media sosial termasuk YouTube. Namun setelah tiba di Papua, ia lebih memilih kembali ke Semarang untuk meneruskan pendidikan.
“Sebenarnya orangtua saya tidak menyarankan, dan itu kemauan saya pribadi. Karena saya sadar bahwa saya merasa dibohongi oleh informasi-informasi hoaks yang berkembang saat itu,” akunya.
Menurutnya, karakter masyarakat di Kota Semarang sama seperti di Papua. Orangnya ramah, sangat baik dan mudah akrab sebagai teman. Bahkan, seolah sudah dianggap seperti keluarga sendiri.
“Ini yang membuat kami tambah nyaman, pengin di sini terus. Tapi hati kecil kami tetap cinta Papua,” imbuhnya.
Susan Manuaron, siswi lainnya, juga merasa nyaman tinggal di Kota Semarang. Siswi kelas XII Sekolah Bagimu Negeri Semarang ini menyampaikan kepada orangtuanya di Nabire, Papua, ingin fokus menimba ilmu bersama lima rekannya satu sekolah. Ia tidak akan pulang kampung sebelum lulus sekolah.
“Di Semarang aman, jadi saya bisa fokus sekolah. Saya ingin menyelesaikan sekolah dulu, pengin menjadi orang sukses dan ingin kembali membangun Papua,” katanya. (mha/adv/aro)