26 C
Semarang
Selasa, 28 Maret 2023

Hanya Jadi Juru Kunci

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, SEMARANG – PSIS Semarang Putri gagal menunjukkan taring dalam kompetisi teratas Liga 1 Putri Indonesia. Mereka menjadi juru kunci grub A setelah menelan tiga kekalahan dan satu hasil imbang pada seri pertama yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta tersebut.

Tidak cukup menelan kekalahan, Srikandi Mahesa Jenar juga menjadi lumbung gol bagi para pesaingnya. Rentetan kekalahan tersebut bermula saat bertemu dengan Persija Jakarta pada laga pembuka Minggu (6/10) lalu. Kiper PSIS Putri, Fani terpaksa memungut empat kali bola yang bersarang di gawangnya dan hanya mampu membalas satu gol. Di laga ke dua melawan PS Tira Persikabo Bogor, anak asuhan Satria Pratama kembali menelan kekalahan, bahkan dibantai Kartini Laskar Padjajaran dengan skor 7-1.

Baca juga:  Penjelasan PSIS Soal Cedera Rachmad Hidayat di Laga Lawan Persita

Tren negatif seakan tidak ingin meninggalkan PSIS Putri. Melawan Persib Bandung pada laga ketiga, Arta CS dibuat tidak berkutik dan terpaksa mengakui keunggulan Maung Bandung Putri dengan skor 6-0. Baru pada laga terakhir pada Sabtu (13/10), perbaikan kualitas mulai ditunjukan. Mereka mampu menahan PSS Sleman 2-2 dan berhasil memetik satu poin perdana dari empat pertandingan pada seri pertama tersebut.

Pelatih PSIS Putri Satria Pratama mengaku hasil negatif tersebut dikarenakan anak didiknya yang memang kalah kelas dengan semua kontestan penghuni grup A. Bahkan timnya berada dua tingkat di bawah mereka. Meskipun begitu, ia tetap bangga dengan timnya saat ini. Mengingat hanya dalam waktu kurang dari sebulan sejak terbentuk, mereka telah mampu bermain solid meskipun secara mental dan fisik belum bisa bersaing dengan tim lainnya.

Baca juga:  Lupakan Kemenangan Atas Persela, PSIS Mulai Tatap Persija

“Saya secara jujur mengakui memang kami kalah kelas. Ya fisik ya mental juga. Tapi tidak apa. Saya tetap bangga,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Semarang, Minggu (13/10).

Ia dapat melihat kelemahan timnya berada pada stamina dan mental pemain. Pasalnya pada babak pertama, Srikandi PSIS selalu mampu memberikan perlawanan bahkan unggul dalam pertandingan. Namun setelah babak kedua, para pemain seperti kehilangan daya dan berakhir menelan banyak gol. Belum lagi masalah mental pemainnya yang langsung turun setelah kebobolan. “Ya bagaimana ya, biasa kalau cewek itu mudah baper. Ya sama dengan pemain kita. Karena belum terbiasa, jadi baper saat ketinggalan angka. Dan sudah bisa dipastikan setelah itu konsentrasi buyar dan permainannya tidak tertata. Itu yang akan menjadi bahan evaluasi,” lanjutnya. (akm/ton)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya