
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG – Universitas Diponegoro (Undip) menambah tiga guru besar baru. Targetnya pada tahun ini Undip bisa memiliki 130 guru besar guna mendongkrak peringkat internasional.
Rektor Undip Prof Yos Johan Utama mengatakan, saat ini Undip telah memiliki 123 guru besar aktif dan measih mengajar. Tiga guru besar baru ini, lanjut dia, akan dikukuhkan pada Sabtu (31/8) hari ini serta akan melakukan orasi ilmiah.

“Tahun ini saya targetkan bisa memiliki 130 guru besar, hari ini nambah tiga guru besar baru sehingga totalnya Undip punya 123 guru besar,” katanya saat ditemui di sela persiapan pengukuhan guru besar di Undip, Jumat (30/8) siang.
Ketiga guru besar baru ini sendiri, yakni Prof Muhammad Nur DEA dari Fakultas Sains dan Matematika; Prof Eko Nurcahya Dewi dari Fakultas Perikanan dan Kelautan, serta Prof dr Banundari Rachmawati SpPK(K) dari Fakultas Kedokteran.

Jika dirinci, saat ini Fakultas Peternakan dan Pertanian memiliki 22 guru besar, Fakultas Teknik 28 guru besar, Fakultas Hukum 14 guru besar, Fakultas Ekonomi 13, dan Fakultas Kedokteran memiliki 10 guru besar. “Empat tahun ke depan, kami menargetkan Undip punya 170 guru besar,” tuturnya.
Yos mengaku jika selama periode pertama dirinya menjabat sebagai Rektor Undip, kala itu Undip hanya memiliki 102 guru besar. Menurutnya, jumlah guru besar di suatu universitas sangatlah penting untuk pemeringkatan internasional. “Saat ini, Undip posisi 240 Asia dan 801+ dunia, kita terus genjot penambahan guru besar salah satunya dengan memberikan beasiswa kepada dosen yang sudah S3 untuk meraih gelar guru besar,” jelasnya.
Namun Johan menegaskan menjadi guru besar itu tidak mudah. Tidak hanya menyelesaikan kuliah S3, tapi ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Juga ditambah dengan adanya publikasi internasional yang akan dibantu oleh Undip sebagai instrumen perbaikan pemeringkatan dan sumber daya manusia. “Termasuk dari segi riset dan publikasi kita fasilitasi, bahkan ada yang dibiayai sampai hiliriasi,” katanya.
Ketua Senat Akademik Undip Prof Sunarso menerangkan jika Undip mengalokasikan dana riset sebesar Rp 123 miliar untuk publikasi ilmiah. Sayangnya, tidak semua anggaran tersebut terserap karena ada Rp 6 miliar yang harus dikembalikan kepada kas negara. “Kami nggak ingin guru besar yang ada abal-abal, memang ada kualitasnya, dan punya hasil publikasi internasional,” tambahnya. (den/aro)