
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG-Sebagai seorang anak, membantu dan meringankan beban orang tua adalah suatu kewajiban. Seperti yang dilakukan Leony Sondang Suryani, mahasiswi yang baru lulus dari Fakultas Hukum (FH) Universitas Diponegoro (Undip), belum lama ini. Lele –begitu ia disapa– sanggup meringankan beban orang tua untuk biaya kuliahnya sampai lulus, dengan nilai cumlaude dengan menjadi driver ojek online (ojol) platform dari Gojek Indonesia. Ia telah resmi mengikuti wisuda sarjana pada Rabu (7/8) lalu dengan IPK 3,67.
Sebelum ke kampus pada Kamis (8/8) sore dan bertemu Jawa Pos Radar Semarang, Lele mengaku baru saja selesai narik ojol. “Tadi kerja dulu, Mas. Maaf agak telat,” katanya menyapa koran ini.

Lele mengaku tidak menyangka jika kisah hidupnya sempat viral di media sosial saat mengenakan jaket Gojek Indonesia selepas prosesi wisuda. Banyak masyarakat yang mengapresiasi usaha gigihnya untuk bekerja dan terus berprestasi.
Dara kelahiran Bogor, 27 Agustus 1997 ini menceritakan kisah awal kenapa ia memilih menjadi driver ojol Gojek. Alasan utamanya sebenarnya sederhana, membantu orang tua terkait uang saku.“Dulu niat awalnya biar nggak membebani orang tua, nggak tega kalau minta uang orang tua terus. Padahal biaya kuliah kan juga nggak murah,” ceritanya.
Akhirnya pada semester V, saat kegiatan kuliahnya mulai berkurang, Lele membulatkan tekadnya untuk menjadi ojol. Saat itu, tepatnya sekitar 2017, dengan niatan meringankan beban orang tua dan menambah uang saku. Namun niatnya itu tidak serta merta mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. “Awalnya orang tua agak takut karena kerja di jalan dan risikonya tinggi. Saya berusaha meyakinkan,” paparnya.

Untuk mengatur waktu belajar dan bekerja secara bersamaan, Lele mangaku tidak susah. Jika ada jadwal perkuliahan pagi, siang hari sampai malam ia narik ojek. Begitu pula sebaliknya jika ada kuliah siang, ia memilih bekerja di pagi hari. “Teman-teman ojol di Gojek juga sering membantu saya, termasuk untuk membuat skripsi. Intinya sedulurannya sangat kuat,” ucapnya bangga.
Skripsi yang diangkat Lele sendiri adalah tentang perkawinan dini. Ia mengaku bingung mencari data karena tema yang cukup sensitif. Ternyata seorang driver ojol membantu menghubungkan dengan narasumber. “Saya bingung, nyari (data) di mana, itu kan sensitif ya. Sedulur Gojek di Mijen bilang, oh tetangga saya ada, terus dianterin ke sana,” kenang Lele.
Selain mendapatkan banyak bantuan, menambah saudara dan tentunya bisa menambah uang saku. Selama menjadi ojol di Gojek, Lele mengaku punya segudang pengalaman menarik. Salah satunya adalah penumpang laki-laki yang minta tukar posisi memboncengkan hingga pengalaman nyaris kena order fiktif.
“Ada yang order cowok, setelah tahu yang nyetir cewek, langsung di-cancel. Namun ada pula yang malah nggak mau saya boncengin dan dia malah yang nyetir. Sempet juga mau kena order fiktif sih, pesan tiket kereta sama tiket bioskop. Namun nggak sampai ketipu,” tambahnya.
Putri pertama dari dua bersaudara pasangan Ida Suryani Anneke dan Stefanus Sondang itu mengaku tidak pernah di-bully rekan-rekannya. Namun ia memang merasa jadi kurang sering nongkrong dengan teman karena harus narik di waktu senggang. “Teman-teman bawa santai saja, mereka tidak ngebully. Risikonya, saya agak kurang banyak nongkrong, tapi mereka memaklumi,” katanya.
Sikap ingin membantu orang tua, ternyata sudah dimiliki Lele sejak masih sekolah. Ia mengaku dulu sering jualan koran bekas untuk mendapatkan uang saku tambahan. Ketika semester II kuliah pun sempat kerja part time di rumah makan. “Semester II pernah kerja di rumah makan. Saya orangnya nggak gengsian. Karena gengsi nggak menghasilkan nasi,” ucapnya sambil tertawa.
Lele cukup menginspirasi setelah kisahnya viral karena lulus cumlaude dengan IPK 3,67 dan masa kuliah 3 tahun 9 bulan. Tak hanya cumlaude, ia juga menjuarai berbagai lomba debat. Salah satunya adalah juara II lomba debat antarkampus pada 2015. Pada 2016 ia mengikuti lomba debat tingkat nasional di kampus UIN Jakarta. Namun ia kalah di semifinal. Ia lalu ikut lagi sama kelompok debatnya, disuruh ikut Piala Mahkamah Konstitusi. “Ada dua tahap regional saya juara 1, yang nasional juara 3. Tahun depan ikut serta lagi dalam Piala Mahkamah Konstitusi,” paparnya.
Setelah lulus kuliah, Lele mengaku belum memiliki niat untuk melepas pekerjaannya sebagai ojol. Ia pun punya ambisi untuk mencari beasiswa S2 atau jenjang yang lebih tinggi lagi. “Kalau ojol, masih terus saya lakuin. Belum ada rencana untuk berhenti,” katanya.
VP Regional Gojek Jawa Tengah Dely Nugraha mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diraih Leony. Menurutnya Leony, bisa menjadi menjadi sosok yang inspiratif bagi para mitra Gojek, dan juga generasi muda tentang makna sebuah ketekunan, kedisiplinan dan semangat pantang menyerah. “Semangat Leony sejalan dengan semangat #PastiAdaJalan yang digaungkan Gojek. Ketika ada kemauan dan tekad, #PastiAdaJalan buat Leony untuk meraih cita-citanya dan mewujudkan mimpinya,” ujarnya. (den/ewb/aro)