
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG- Penambahan jumlah Puskesmas akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang. Sebab, saat ini jumlah Puskesmas belum proporsional dengan jumlah penduduk. “Kita punya 37 puskesmas, masih kurang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moch Abdul Hakam. Selain penambahan jumlah, puskesmas yang ada juga akan lebih dimaksimalkan dalam pelayanan kepada masyarakat Kota Semarang.
Di 2019 ini, dua puskesmas baru akan dibangun, yakni di Plamongan dan Tambakrejo. “Untuk yang di Tambakrejo itu kan juga akan dibangun rusun, nah puskesmasnya akan ikut dibangun juga,” ujarnya.

Untuk Puskesmas Mijen akan berubah menjadi rumah sakit tipe D. Di mana saat ini pembangunannya masih berlangsung. Ditargetkan di awal 2020 rumah sakit tipe D tersebut akan beroperasi. Meski begitu, pembangunan rumah sakit tipe D tersebut juga masih akan memaksimalkan fungsi bangunan lama.
“Untuk bangunan lamanya (Puskesmas Mijen) nantinya untuk Unit Gawat Darurat (UGD) karena belum ada 10 tahun jadi harus tetap dimanfaatkan, disamping juga membuat bangunan baru,” katanya. Pelayanan kesehatan untuk masyarakat Kota Semarang saat ini terus dibenahi.

Salahsatunya memang dengan penambahan jumlah puskesmas. Sasaran utama pembangunan puskesmas baru nantinya juga melihat persebaran populasi penduduk di Kota Semarang. “Kita sesuaikan dengan persebaran penduduk, yang lebih padat akan lebih diprioritaskan,” katanya.
Pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Semarang saat ini masih jauh dari ideal. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 1,7 juta jiwa, Kota Semarang saat ini baru memiliki sebanyak 37 puskesmas.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo mengatakan jika idealnya Kota Semarang memiliki 60 puskesmas untuk melayani masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah.
“Kondisi saat ini mengakibatkan pelayanan di masing-masing puskesmas seringkali kewalahan,” ujar Anang. Sehingga Komisi D DPRD Kota Semarang mengkaji permasalahan tersebut untuk mendorong pembangunan puskesmas di sejumlah wilayah.
Dengan kondisi tersebut, satu puskesmas di Kota Semarang bisa layani 90 ribu warga. Dengan jumlah penduduk kurang lebih 1,7 juta jiwa. Banyaknya pasien yang harus dilayani menjadi salah satu contoh, bahwa Kota Semarang masih membutuhkan pembangunan puskesmas.
Memang saat ini ada Puskesmas Keliling (Pusling). Tetapi Pusling tersebut belum sepenuhnya bisa melayani secara maksimal. “Misalnya ke Muktiharjo Kidul hanya datang sebulan sekali. Adanya Pusling juga membantu warga. Tapi pembangunan Puskesmas di Muktiharjo Kidul saya rasa perlu,” katanya.
Secara aturan, selama warga bisa menempuh perjalanan 15 menit menuju puskesmas, maka tidak diperlukan puskesmas baru di wilayah tersebut. Menurutnya, hal itu perlu dikaji lebih jauh. Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Laser Narindro mendorong Dinkes untuk memprioritaskan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Dia meminta Dinkes menambah tenaga kesehatan di puskesmas yang memiliki jumlah pasien tinggi. “Secara teknis, perlu dilakukan penambahan dokter agar bisa cepat menangani pasien,” katanya. (ewb)