28 C
Semarang
Jumat, 24 Maret 2023

Keluarga Pondasi Pembangunan Karakter Bangsa

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Salatiga – Hari Keluarga Nasional (Harganas) merupakan perwujudan arti pentingnya keluarga sebagai institusi terkecil dalam masyarakat. Menjadi pondasi awal pembangunan karakter bangsa, dan sebagai modal memperkuat ketahanan dan pembangunan nasional.

Keluarga harus dapat melakukan delapan fungsi keluarga. “Yakni fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan,” kata Kepala DP3APKB Yuni Ambarwati dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29.

Harganas sebagai  bentuk  apresiasi bagi keluarga di Indonesia. Atas peran sertanya dalam pembangunan nasional khususnya di Bidang Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Baca juga:  Terabaikan Keluarga dan Lingkungan Jadi Anak Punk

Mengusung tema Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting dan hashtag Keluarga Keren Cegah Stunting. Harapannya menjadi penguatan komitmen bersama antara pemerintah, mitra kerja, swasta, akademisi, media, masyarakat serta keluarga, untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian  terhadap program Bangga Kencana. “Khususnya dalam percepatan penurunan stunting nasional menjadi 14 persen tahun 2024,” imbuhnya.

Pemerintah menetapkan target penurunan stunting dengan lima pilar. Yaitu Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/ lembaga, pemerintah daerah dan desa. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Peningkatan konvergensi Intervensi spesifik dan Intervensi sensitif di Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan Desa. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat. Serta Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.

Baca juga:  Keluarga Jadi Kekuatan Pembangunan Nasional

Peringatan Harganas tahun ini difokuskan pada kampanye penurunan prevalensi stunting. Seluruh Pemerintahan di semua tingkatan dapat meningkatkan kepedulian isu stunting, menyediakan anggaran dan kegiatan memadai.

Berdasarkan hasil operasi timbang pada bulan Februari 2022, kasus stunting di Salatiga sebesar 5,92 persen. Sudah di bawah angka nasional. “Kita harus saling mendukung dan berperan aktif dalam penurunan stunting di Salatiga, menuju Salatiga bebas stunting, ” tambah Yuni. (sas/fth)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya