RADARSEMARANG.ID, SALATIGA Dua dosen UKSW melakukan pendampingan kepada Panti Karya Salib Putih Salatiga guna mengembangkan kopi lokal Salatiga. Saat ini, Panti Karya beranggotakan 12 orang dan menggarap sekitar 4 hektar tanaman kopi. Penggarapan dilakukan dengan cara yang sangat tradisional dan belum efektif.
Pendampingan dilakukan oleh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UKSW Salatiga, Theresia Woro Damayanti yang berkolaborasi dengan Dosen Fakultas Pertanian UKSW, Joko Murdono.
“Kami membina belasan penghuni Panti Karya Salib Putih dengan memberdayakan mereka untuk ikut berkebun dengan mengolah kebun kopi di sekitar panti. Biayanya bersumber dari hibah Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek. Program ini untuk meningkatkan sumber daya manusia,” jelas Th. Woro Damayanti kepada Radar Semarang pada Rabu (18/9).
Pendampingan yang dilakukan meliputi teknis pertanian dan sistem pengelolaan manajemen ekonomi khususnya dalam penghitungan biaya serta bantuan peralatan. Sebelumnya mereka menggunakan alat tradisional.
Diharapkan dengan pembinaan dalam pengabdian masyarakat ini bisa meningkatkan produktivitas tanaman kopi dan pengelolaan usaha. Sehingga belasan penghuni Panti Karya Salib Putih bisa menyerap ilmu pertanian sekaligus ilmu ekonomi dalam kemandirian mengolah kebun kopi di sekitar Salib Putih, Salatiga.
“Jumlah warga yang kami bina kurang lebih 12 orang, nanti dari 12 orang ini ke depan diharapkan bisa menularkan ilmunya kepada yang lain dalam meningkatkan usaha mengelola perkebunan kopi termasuk penghitungannya secara ekonomi. Dalam pengabdian ini kami juga membantu alatnya sehingga bisa maksimal dalam mengolah kebun kopi,” tambah Woro Damayanti.
Salah satu penikmat kopi, Arso Arji menuturkan kopi yang ada di Panti karya sebenarnya merupakan kopi unggulan yakni kopi nangka. Ia berharap, dengan pendampingan itu bisa membuat kopi lokal Salatiga semakin dikenal.(sas)