
RADARSEMARANG.ID, Pekalongan – Puluhan petambak Kota Pekalongan mencoba meningkatkan skill di Sekolah Lapang Budidaya Bandeng (SLBB) yang diinisiasi Yayasan Zurich Flood Resilience Alliance (ZFRA) Mercy Corps Indonesia (MCI).
Peserta langsung praktik lapangan penebaran benih bandeng (nener) menggunakan media bioflok dan Conical Tank, sebelum dipindah ke jaring apung.

Setiap conical tank berisi sekitar lima ribu benih nener. Total ada 50 ribu nener yang ditampung. Harapannya, 55-70 persen bisa dikembangkan ke jaring apung.
Manager Program ZFRA MCI, Denia Aulia Syam mengatakan, pengadaan nener bandeng ini berasal dari pembibitan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBPAP) Jepara. Pihaknya membantu pembelian bibit awal.

“Kemudian dana hasil budidaya akan dikelola oleh para komunitas/lembaga pembudidaya ikan bandeng yang telah ditunjuk secara berkelanjutan,” terangnya saat memantau tambak Pesisir Slamaran, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Rabu (25/1).
Sementara itu, pendamping petani tambak Kelurahan Krapyak dalam program SLBB, Achmad Sachawi mengungkapkan, untuk Kota Pekalongan ada tiga titik lokasi SLBB, yakni Kelurahan Krapyak, Bandengan, dan Degayu, semua di Kecamatan Pekalongan Utara. Sementara, untuk Kabupaten Pekalongan, pendampingan SLBB dilakukan di Desa Jeruksari.
“Wilayah Pekalongan ini rawan banjir rob. Dengan bioflok bisa dilakukan di lahan yang kosong maupun tidak terpakai, posisinya di atas daratan. Untuk antisipasi banjir,” jelasnya.
Dengan menggunakan media bioflok ini keamanan lebih terjamin. Untuk kontrol pun lebih mudah. “Pemindahan nener ke jaring apung bisa dilakukan setelah sebulan, diperkirakan Maret 2023 mendatang,” ungkapnya. (han/zal)