26 C
Semarang
Senin, 20 Maret 2023

Pengendalian Banjir Rob Muara Sungai Lodji dan Banger Mulai Dikerjakan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Pekalongan – Proyek pengendalian banjir dan rob di muara Sungai Lodji dan Banger, mulai dikerjakan. Pembangunan bakal memakan waktu tiga tahun. Proyek hasil kerja sama Pemkot Pekalongan, Pemprov Jateng, dan Pemerintah Pusat itu, menelan anggaran Rp 1,2 triliun.

“Saat ini proyek pengendalian banjir mulai dikerjakan, semoga lancar. Kemarin kami dan warga sekitar sudah berdoa bersama untuk kelancaran,” ujar Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid Kamis (4/11).

Baca juga:  DPRD Jateng Minta Subsidi Pupuk Dicabut

Aaf, sapaan akrabnya, mengungkapkan, pengerjaan proyek selama tiga tahun. Proyek tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak. Karena memang telah dinanti masyarakat Pekalongan, khususnya wilayah Utara. “Sudah 12 tahun wilayah ini terendam. Dan memang beberapa waktu ini, ramai #kamirindudaratan, dan kami memahaminya,” ujarnya. “Targetnya tahun 2023 selesai, dan Kota Pekalongan aman,” doanya.

Kepala Bidang Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) BBWS, Mustafa, menjelaskan, untuk paket pertama, akan membuat kolam retensi. Lokasinya di kanan kiri dekat muara sungai Lodji. Kemudian pemasangan parapet dan sheet pile untuk menghalangi muka air banjir. “Sesuai DED panjannyag 900 meter di kiri Sungai Lodji,” terangnya.

Baca juga:  Pemprov Jateng Kembangkan Infrastruktur Ramah Lingkungan

Pengerjaan pertama membuat kolam untuk labuhan kapal. “Nanti kapal yang bersandar akan dipindah di sini, karena lokasi lama akan dibangun,” jelasnya.

Selanjutnya untuk paket dua melakukan normalisasi sungai dan peninggian tanggul sungai di Banger, Kali Bagus, dan Kali Mati. Sebab selama ini muara setempat cukup dangkal. Kapal-kapal besar tidak bisa masuk ke pelabuhan. “Kondisi dangkal membuat air tidak bisa mengalir,” imbuhnya.

Baca juga:  Minta Kembangkan Wisata Kepulauan

Sementara paket ketiga, akan membuat Long Storage. Setelah sungai selesai dinormalisasi, akan dibuat susukan sepanjang 4 kilometer. Kemudian di wilayah Bulanan 2 kilometer, dan di Clumprit 2 kilometer. Tujuannya agar sungai bisa menampung sementara air kemudian dipompa ke laut. “Kalau air penuh, bisa kami pompa ke laut, atau buka tutup bendungan,” terangnya. (han/zal)

 


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya