
RADARSEMARANG.ID, PEKALONGAN- Ratusan pelajar dari berbagai tingkat pendidikan terlihat antusias mengunjungi pameran koleksi Museum Ranggawarsita yang digelar di GOR Jetayu. Pameran yang digelar pada 26 hingga 30 Agustus tersebut juga diikuti Museum Batik dan Paguyuban Bromo Kendali
Pameran museum tersebut dimanfaatkan para pelajar untuk mengenal kembali sejarah peninggalan nusantara. Para pelajarpun nampak begitu serius mencatat informasi yang terpampang disetiap koleksi museum.

Seperti yang dilakukan rombongan MTs Salafiah Nurul Qomar, Kregon Pekalongan Barat, mereka ditugasi mencatat materi yang akan mereka presentasikan di kelas. Risky Amelia, salah satunya, murid kelas 8 tersebut mengaku baru pertama kali melihat koleksi Museum Ranggawarsita. Ia mengaku antusias dengan materi yang disampaikan pihak museum.
“Hari ini ikut kakak pembimbing untuk ditugasi mencatat materi dan infomasi mengenai benda-benda yang ada di museum. Bagus, banyak pengetahuan yang saya dapat, terutama pengetahuan mengenai beberapa filosofi dari keris,” ujar Rizky. Rabu (28/8).

Ditambahkan Musyafa’, selaku pendamping dari MTs Salafiah Nurul Qomar, bahwa program kunjungan ini sebagai bentuk pengenalkan siswa terhadap warisan sejarah yang ada di Indonesia, agar nantinya pengetahuan tersebut bisa ditularkan keteman lainnya.
“Anak-anak dari perwakilan kelas ini saya minta untuk mencatat materi yang disampaikan, serta keterangan keterangan benda sejarah yang di pamerkan. Nantinya saat kembali ke sekolah, kita minta mereka untuk merangkum dan menjelaskan apa yang mereka dapatkan selama kunjungan museum ini,” terangnya.
Usai melihat koleksi Museum Ranggawarsita, para murid diberikan edukasi mengenai pameran Keris Tosan Aji oleh Paguyuban Bromo Kendali. Mereka memperkenalkan filosofi dari setiap keris yang totalnya ada 30 jenis.
Ketua Paguyuban Bromo Kendali, Rifqon Arodhi usai menyampaikan edukasi keris kepada ratusan siswa sekolah, mengatakan bahwa keris sebagai bagian dari cagar budaya yang harus dilestarikan, serta edukasi tersebut bertujuan untuk meluruskan pemahaman tentang keris yang kerap dianggap sebagai barang klenik.
“Dalam Pameran Pendidikan Museum Ranggawarsita yang mengusung tema Budaya dan Patriotisme ini, kami tak sekadar memamerkan keris, masyarakat kami edukasi dan kenalkan keris sebagai warisan budaya Indonesia, Jadi dengan kami mengedukasi para pelajar, mereka tidak akan takut keris lagi dan ke depannya akan turut melestarikan keris sebagai cagar budaya,” tandas Rifqon. (alf/bas)