
RADARSEMARANG.ID, MUNGKID, Radar Magelang – Pengelolaan homestay satu pintu di kawasan Borobudur dinilai akan mencegah praktik perang tarif antarhomestay.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Achmad Husein mengatakan jumlah homestay di Kabupaten Magelang 769. Sedangkan yang berada di sekitar kawasan Borobudur ada 400-an.

“Itu jumlah homestay yang sudah memberikan laporan kepada kita,” katanya, beberapa waktu lalu.
Namun selama ini, keramaian tingkat kunjungan diakuinya belum merata. Umumnya mereka kesulitan dalam hal pemasaran dan promosi. Pengelolaan homestay satu pintu di bawah Bumdes diyakini bisa memecahkan permasalahan itu.

Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Rustam Efendi ketika di Borobudur menambahkan, pihaknya telah mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi pengelola homestay selama ini. Di antaranya manajemen, sumber daya manusia, amenitas, dan lainnya.
“Itu sudah kita list, dan kementerian lembaga mana saja yang sebenarnya bisa terlibat dan kita sinergikan untuk menutupi kekurangan-kekurangan itu,” jelasnya.
Ia contohkan, bagi homestay yang mengalami kendala SDM, diperlukan pelatihan dan pendampingan. Namun dirinya juga memberikan pesan kepada homestay yang sudah pernah dibantu, agar tidak ketergantungan. Atau hanya mengandalkan bantuan pemerintah pusat. “Mereka juga harus punya terobosan untuk mandiri, meng-upgrade kualitas homestay itu sendiri,” tandasnya.
Terkait dengan penerapan pengelolaan homestay satu pintu, secara tidak langsung kualitasnya akan meningkat. Karena pemesanan homestay menjadi searah, dan sistem bagi hasil dibicarakan secara matang oleh Bumdes dan asosiasi homestay.
Selanjutnya, para pengelola tidak lagi ketinggalan informasi-informasi penting. Seperti ketika ada program pelatihan, dan penambahan sarana prasarana yang difasilitasi pemerintah.
Ia menegaskan, kementerian lembaga terkait berkomitmen menyukseskan program pengelolaan homestay satu pintu di kawasan Borobudur. Saat ini baru tiga desa yang ditunjuk sebagai percontohan, yakni Desa Tuksongo, Karanganyar, Karangrejo, Kecamatan Borobudur. (put/lis)