RADARSEMARANG.ID, Mungkid – Desa Bahasa Borobudur, Kabupaten Magelang melakukan inovasi untuk bertahan. Yakni dengan membuka usaha kuliner, supaya tetap ada pemasukan. Bahkan kini banyak pengunjung yang datang.
Hani Sutrisno, pemilik Desa Wisata Borobudur mengatakan sejak adanya PPKM merugi. Karena belum ada pengunjung yang les bahasa dan berwisata kelinci. Selain itu homestay di Desa Bahasa Borobudur juga masih sepi. “Kami berinisiatif membuka kuliner dengan prokes ketat,” jelas Hani kepada Jawa Pos Radar Magelang.
Hani menuturkan, di Desa Bahasa Borobudur, pengunjung bisa berkuliner sembari menikmati suasana di sana. Lokasi di Desa Bahasa Borobudur luasnya 6000 meter persegi. Sehingga tidak akan terjadi kerumunan. “Jadi pengunjung bisa makan di mana saja di Desa Bahasa Borobudur. Supaya tidak berkerumun, pengunjung diperbolehkan makan di beragam spot foto,” jelasnya.
Ia mengaku, dibukanya Candi Borobudur juga berpengaruh pada kunjungan kuliner di Desa Bahasa Borobudur. Saat awal pembukaan candi, pengunjung kuliner di Desa Bahasa Borobudur mencapai 400 orang. Sekali masuk dibatasi maksimal 200 orang.
“Beberapa pengunjung Candi Borobudur yang tidak bisa masuk, juga pada ke kuliner Desa Bahasa,” jelas Hani. Ke depan Hani pun sedang mempersiapkan paket makan prasmanan di Desa Bahasa Borobudur. Pengunjung bisa makan sepuasnya. (man/lis)