
RADARSEMARANG.ID, Mungkid – Proyek pembangunan gerbang kalpaltaru menuju wisata Candi Borobudur untuk menunjang Pengembangan Kawasan Strategis Nasional (KSPN) mulai dikerjakan. Akibat pembangunan ini, gedung SDN 1 Blondo, Kabupaten Magelang tergusur, sehingga harus di-regrouping dengan sekolah lain.
“Kami telah menerima kabar dari pemerintah pusat bahwa bangunan SDN 1 Blondo akan digusur sekitar 2 tahun lalu dan saat itu sudah kami sampaikan kepada pihak sekolah. Saat ini telah di-regrouping dengan SDN 3 Blondo. Namanya berubah menjadi SD Blondo,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Amin Aziz Mujahidin Rabu (6/1/2021).

Kata Aziz persiapan re-grouping telah selesai. Mulai dari pemindahan barang-barang, penataan sistem pembelajaran, data pokok pendidikan sampai penataan guru dan tenaga pendidik. “Tidak ada kendala dalam proses re-grouping karena siswa dari SDN 1 Blondo juga tidak banyak hanya 65 orang saja,” katanya.
Biworoningsih salah satu guru di SDN 1 Blondo mengatakan, tidak ada masalah terkait proses regrouping. Setelah dilakukan regrouping, kini jumlah keseluruhan siswa di SDN 3 Blondo menjadi 307 orang. Sementara untuk jumlah guru dan karyawan menjadi 23 orang.

“Mungkin untuk kendala terkait ruangan yang tersedia sehingga harus dilakukan penataan secara baik agar proses belajar bisa maksimal. Meskipun saat ini pembelajaran masih belum dilakukan secara tatap muka,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Blondo Fuad Iwan Setiawan mengatakan pembayaran uang ganti rugi pembebasan lahan belum diberikan. Lahan Desa Blondo yang akan dibebaskan untuk proyek ini luasnya 1.096 meter persegi. Fasilitas umum yang terdepak pembangunan adalah SDN 1 Blondo. Untuk itu, dilakukan penggabungan sekolah dengan SDN 3 Blondo menjadi SDN Blondo.
Nominal ganti telah disepakati sejak 2020. Sudah ditandatangani dari desa, dari Balai PU Jateng. Per meter tanah dihargai Rp 4,3 juta. Oleh karena suatu hal, pembayaran ditunda menjadi awal 2021. Namun, hingga Rabu (6/1/2021) Pemdes Blondo belum mendapat kabar.
“Sudah clear, tinggal nunggu ganti rugi. Tadinya mau segera dibayarkan. Tapi kemarin sempat ada sedikit perbedaan pendapat dengan Pemda. Sudah selesai, cuma waktunya telanjur mepet jadi belum bisa dibayar di akhir tahun,” kata Fuad kepada Jawa Pos Radar Kedu Rabu (6/1/2021) pagi.
Mengenai pembangunan, kata dia, sampai sekarang belum ada sosialisasi. Pihaknya sudah mendengar ada kontraktor yang memenangkan lelang. ”Terkait progres, masih belum. Tapi itu jalan sudah mulai dibongkar,” imbuhnya. (cr2/mg1/m2/cr3/lis)