32 C
Semarang
Selasa, 21 Maret 2023

10 Gram Telur Hasilkan 30 Kilogram Maggot

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Magelang – Enti Srihardani dan Suryani, dua perempuan tangguh yang tak risih bergelut dengan sampah. Keduanya merupakan anggota dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bank Sampah dan Kampung Organik Bougenville di Kampung Jagoan 2, RT 3, RW 7, Kelurahan Jurangombo Utara, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.

Bahkan sejak akhir Desember 2021, KSM-nya mulai membudidayakan maggot di lahan terbatas, teras rumah. Maggot adalah belatung dari larva Black Soldier Fly (BSF).

Awalnya geli, lama-lama terbiasa. Begitulah pengakuan keduanya. “Nggak semua orang mau bercengkrama dengan hewan kayak gini mbak,” timpal Enti Senin (6/6).

Baca juga:  Budidaya Maggot, Terobosan DLH Kota Magelang Atasi Sampah Organik

Wartawan ini pun ikut geli, melihat ribuan maggot bergerak-gerak, sedang melahap sisa-sisa makanan. Di lain sisi, pemandangan maggot dewasa yang sedang dipanen tidak kalah membuat merinding. Mereka bertumpuk, bergerombol, dan seluruh badannya bergoyang-goyang. Sangat menggelikan.

Maggot dewasa yang dipanen Enti dan Suryani itu sudah berumur 15 hari. Mereka bisa memanen maggot setiap 10-15 hari. Atau tiga kali dalam sebulan. Waktu panen itu tergantung jumlah pakan yang diberikan untuk maggot. Makin banyak diberi makan, makin cepat besar dan bisa cepat dipanen. Sebaliknya, makin sedikit diberi makan, pertumbuhannya lambat. Waktu panen pun bisa jadi molor.

Baca juga:  Kandungan Nutrisi Maggot Digemari Lele

Enti bercerita, budidaya maggot ini dimodali oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, berupa satu kotak bayi maggot. Sebelum membudidayakan maggot, mereka telah mengikuti Sekolah Sampah dari DLH. Satu kotak bayi maggot yang kemudian dibudidayakan itu menghasilkan 10 kilogram maggot dewasa.

“Itu masih awal-awal, sambil belajar. Selanjutnya, kita bisa panen 17 kilogram. Sekarang dari 10 gram telur maggot bisa jadi 30-37 kilogram,” aku Enti didampingi suaminya Bambang Edi Nugroho yang juga pegiat lingkungan.

Baca juga:  Budidaya Maggot Kurangi Setengah Ton Sampah Sehari

Selama dua bulan terakhir ini, KSM-nya memanen 175 kilogram maggot. Panenan ini dijual lagi ke peternak unggas, pembudidaya ikan, pengepul, dan masyarakat sekitar. 1 kilogramnya dihargai Rp 6-8 ribu.

“Maggot ini sangat bagus untuk pakan ternak, karena maggot memiliki protein yang sangat tinggi” imbuhnya.

Suryani sudah membuktikan sendiri manfaat maggot. Di rumahnya, ia memelihara ayam petelur. Sejak diberi maggot, ia lebih irit dalam membeli pakan. Jumlah telur yang dihasilkan pun dua kali lipat dari biasanya. “Ayamnya juga gemuk-gemuk, lebih sehat,” imbuhnya. (put/ton)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya