
RADARSEMARANG.ID, Magelang – Sayup-sayup terdengar ketukan bokhi yang menjadi penanda sembahyang Sang An di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Kota Magelang dimulai Rabu (26/1). Suara ketukan kayu yang nyaring itu diikuti lantunan puji-pujian yang terdengar lamat-lamat.
Inilah rangkaian upacara Toa Pekong Naik atau Sang An, yang selalu diadakan satu minggu sebelum Sin Cia atau Tahun Baru Imlek tiba. Upacara dilakukan di depan altar kelenteng dan di depan patung Tjo Cau Kong (Dewa Dapur) yang letaknya di dapur kelenteng.

Ketua Yayasan Tri Bhakti Magelang Paul Chandra Wesi Aji mengatakan sembahyang Toa Pekong naik tersebut dilakukan untuk melaporkan kepada para dewa. Khususnya Dewa Tjo Cau Kong tentang amal baik dan buruk para umat selama setahun perjalanan.
“Sang Dewa membawa catatan kehidupan orang-orang di bumi selama satu tahun ke belakang. Baik dan buruk, semua tercatat di sana,” jelasnya kepada wartawan usai pelaksanaan ibadah.

Dengan kertas di tangan, para umat melantunkan nyanyian pujian atau liam keng dengan khusyuk. Sesekali mereka membungkukkan badan di tengah puji-pujiannya. Chandra berharap pada sembahyang itu amal perbuatan yang baik-baik selama satu tahun ini yang dilaporkan melalui dewa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Usai sembahyang Sang An selesai. Umat Tri Dharma Liong Hok Bio Kota Magelang melanjutkan kegiatan dengan membersihkan rupang-rupang (peralatan), altar, dan para Kiem Sin (patung dewa-dewi).
Chandra menjelaskan selain membersihkan debu yang telah menempel selama setahun, pembersihan ini dilakukan sebagai wujud untuk menyambut kedatangan para Dewa ketika nanti kembali ke bumi. “Ada 13 Kiem Sin di Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang yang dibersihkan oleh umat Tri Dharma,” ucapnya.
Chandra menambahkan perayaan imlek tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya yang masih terdampak pandemi Covid-19. “Kita membatasi umat yang ingin sembahyang hanya maksimal 100 orang dan tetap menjalankan protokol kesehatan 5M,” ucapnya.
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Magelang mengimbau agar perayaan Imlek tahun ini dirayakan dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. Mengingat saat ini di beberapa wilayah sudah ada yang terpapar varian Omicron.
“Imlek ini harus kita syukuri. Karena musim pandemi, cara mensyukurinya dengan memeringati secara prokes. Supaya tidak terjadi klaster Imlek,” ujar Kepala Kemenag Kabupaten Magelang Panut kemarin.
Ia berharap dengan prokes ketat, tidak mengurangi kekhidmatan dalam berdoa. Sambung Panut, dalam waktu dekat ini pihaknya akan menyambangi
Kelenteng Hok An Kiong, Muntilan untuk mengecek kesiapan prokes dalam perayaan Imlek. (rfk/mg1/mg4/man/ton)