RADARSEMARANG.ID, Kendal – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal membentuk Desa Tanggap Bencana (Destana). Langkah ini sebagai upaya mengantisipasi adanya bencana terutama di sejumlah titik rawan.
Sepanjang 2021, setidaknya terjadi 212 kejadian bencana. Bencana didominasi faktor alam. Seperti pohon tumbang, tanah longsor, dan banjir. Sementara kejadian bencana yang terjadi di Kendal berdampak pada rusaknya rumah warga, fasilitas umum, dan menimbulkan korban jiwa serta luka-luka.
Selama 2021 banyak kejadian karena faktor alam. Kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penanggulangan bencana,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kendal Untung Tri Puji Hartono kepada Jawa Pos Radar Semarang, Rabu (12/1).
Untung menambahkan, untuk mengantisipasi kejadian bencana serupa, BPBD Kendal tengah membentuk Desa Tanggap Bencana(Destana) di wilayah Kendal yang rawan bencana. Seperti daerah Sojomerto, Plantungan, Gemuh, Tirtomulyo.
Diharapkan, adanya Destana nantinya dapat membuat masyarakat menjadi tanggap dan tidak panik ketika terjadi bencana alam. “Nanti masyarakat juga biar tidak panik karena sudah mendapat bekal penanggulangan bencana dari BPBD,” ujarnya.
Selama musim hujan ini, BPBD Kendal mengimbau agar masyarakat tetap waspada jika sewaktu-waktu terjadi banjir. Setiap kecamatan di Kendal sudah ada siaga bencananya. “Selain itu sudah dilakukan pengerukan sungai agar bisa menampung debit air,” tambahnya. (dev/fth)