
RADARSEMARANG.ID, KENDAL—Nahas dialami tiga anak, warga Desa Kumpulrejo, Kecamatan Patebon, Kendal. Ketiganya terluka setelah tertimpa bangunan rumah kayu yang roboh, Selasa (23/11) pagi.
Mereka adalah Rizky, Ryan, dan Haikal. Saat kejadian, ketiga korban tengah bermain di bawah bangunan dapur tersebut.

Saksi mata Nila Kurniasih mengatakan, bangunan dapur milik Musronah, 45, itu roboh sekitar pukul 09.00. Saat itu, ia sedang naik sepeda motor bersama putranya melintas di dekat lokasi kejadian. Tiba-tiba bangunan kayu itu goyang dan roboh. Suaranya cukup keras.
“Saya kaget dan teriak minta tolong,” kata Nila kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Teriakan saksi membuat warga berdatangan. Mereka langsung menyelamatkan ketiga korban yang terjebak di bawah reruntuhan rumah.
“Tiga anak itu langsung dibawa ke puskesmas oleh bidan desa,” paparnya.
Korban Haikal mengalami luka serius lantaran tertimpa tiang bangunan. Bocah 9 tahun itu harus mendapatkan perawatan intensif dengan lima luka yang harus dijahit. Yakni, pergelangan kaki, tangan, punggung, badan, dan kepala. Sedangkan dua korban lain, Rizky dan Ryan mengalami luka ringan.
Diakui Nila, saat kejadian tidak ada angin kencang ataupun hujan. Hanya saja, malam harinya sempat diguyur hujan deras. Kemungkinan bangunan sudah lapuk dimakan usia.
“Tempat tersebut memang biasa digunakan untuk nongkrong anak-anak muda. Selama ini aman-aman saja. Gak tahu kok tiba-tiba bisa roboh,” terangnya.
Pemilik bangunan Musronah mengaku, saat kejadian masih berada di luar rumah. Ia sempat kaget mendengar kabar bangunan dapurnya roboh dan menimpa tiga anak.
“Anak saya juga jadi korban. Saya kaget dapat kabar, karena gak ada angin kencang. Padahal bangunan juga baru satu tahunan dibangun,” paparnya.
Musronah bersyukur ketiga korban selamat dari maut meski mendapati beberapa luka sobek.
Kepala Desa Kumpulrejo Basuki mengatakan, pihaknya siap membantu korban dalam hal pengobatan, dan pembangunan dapur sementara.
Ia mengimbau kepada semua warganya untuk tetap siaga bencana pada musim ekstrem saat ini. Termasuk siaga bencana banjir yang bisa saja mengancam warga di sekitar dua titik tanggul kritis rawan jebol Sungai Bodri.
“Kami akan usahakan bantu korban bencana ini. Kami juga mengimbau kepada warga agar siaga bencana. Termasuk banjir, karena ada dua tanggul di perbatasan desa yang rawan jebol,” katanya. (bud/aro)