
RADARSEMARANG.ID, Kendal — Tujuh titik tanggul Sungai Bodri kondisinya kritis. Butuh penanganan segera. Jika tidak, dikhawatirkan jebol dan membanjiri permukiman warga.
Tujuh titik tanggul kritis tersebut tiga di antaranya berada di Kecamatan Cepiring, yakni di Desa Cepiring, Botomulyo, Korowelang Kulon.

Sedangkan empat lainnya di Kecamatan Gemuh. Yakni Desa Gemuh Blanten dua titik, Taman Gede dan Sedayu.
Titik talut paling mengkhawatirkan berada di Desa Korowelang Kulon. Sebab, posisi talut berada pada tikungan sungai. Selain itu, bagian bawah talut sudah banyak yang tergerus air.

“Sehingga jika volume air meningkat, terutama di musim penghujan, bisa jebol dan membanjiri permukiman yang berada di sekitarnya,” kata Kepala DPUPR Kendal, Sugiono.
Titik kritis tanggul di Desa Korowelang sepanjang 50 meter. Perbaikan talut Sungai Bodri di Desa Korowelang Kulon tersebut menjadi prioritas.
Penanganan jangka pendek akan dipasang cerucuk bambu. Selain itu, membuat terasering dengan media karung yang diisi tanah. “Pekan ini mulai dikerjakan. Harus cepat memang penanganannya. Karena sebentar lagi musim penghujan,” tegasnya.
Penanganan secara permanen, baik tanggul di Korowelang atau enam titik lainnya, rencananya akan dianggarkan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) oleh Pemerintah Provinsi.
“Karena sungai besar masuk nasional, sehingga kewenangannya berada di Pemerintah Provinsi Jateng,” tegasnya.
Ia mengatakan, Detail Engineering Design (DED di tujuh titik talut rawan sudah selesai. Prioritas utama tanggul Korowelang dengan anggaran sebesar Rp 3,5 miliar.
Di sisi lain, DPUPR Kendal juga sudah mitigasi beberapa tanggul sungai yang kerap rawan jebol. Seperti tanggul di Sungai Blorong dan Waridin di Kecamatan Brangsong. (bud/zal)