
RADARSEMARANG.ID, Kajen – Pemerintah Desa (Pemdes) Blimbingwuluh, Kecamatan Siwalan, terpaksa menutup Jembatan Glotak. Pasalnya, fondasi jembatan terkikis arus sungai.
Aspal di dekat jembatan juga sudah retak. Sudah menunjukkan tanda-tanda akan ambruk. Warga harus memutar 5 kilometer untuk menuju desa seberang.

Jembatan Glotak melintang di atas Sungai Sragi Baru. Menghubungkan Desa Blimbingwuluh dan Tengeng Wetan. Juga menjadi akses utama warga untuk menuju desa-desa di Kecamatan Sragi.
Jembatan ini sudah berusia ratusan tahun. Konon dibangun pada masa pemrintahan kolonial Belanda. Panjangnya 70 meter, dengan lebar 2,5 meter. Lantai jembatan masih menggunakan kayu. Pemdes Blimbingwuluh menutup jembatan ini mulai Selasa (11/1) lalu.

“Keberadaannya sangat penting karena akses utama. Tapi kami terpaksa menutupnya daripada memakan korban,” kata Kepala Desa Blimbingwuluh Riyanto, kemarin.
Ia mengungkapkan, sejak hujan deras beberapa hari terakhir Sungai Sragi Baru cukup meluap. Arusnya pun cukup deras. “Mengakibatkan tebing jembatan longsor, dan fondasi terkikis. Aspal menuju jembatan sudah retak,” jelasnya.
Sudah bertahun-tahun warga melalui Pemdes Blimbingwuluh mengajukan permohonan perbaikan atau penggantian jembatan. Namun hingga saat ini belum ada realisasi. Bahkan usulan juga telah disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
“Usulan tersebut sebenarnya sudah masuk tahap e-planning. Informasi terakhir akan dibuat bronjong sebagai pengaman. Tapi belum juga,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-Taru) Kabupaten Pekalongan Bambang Irianto mengonfirmasi, memang sudah ada rencana pembronjongan. “Kami akan rapatkan dan lakukan pembahasan,” singkatnya. (nra/ida)