
RADARSEMARANG.ID, KAJEN – Jalan poros penghubung Desa Trajumas ke Desa Bodas, Kecamatan Kandangserang, ambles. Akses terputus, tak bisa dilalui kendaraan. Warga menyebut itu akibat tanah gerak yang terjadi sejak Kamis pekan lalu.
Perangkat Desa Trajumas Ridho mengatakan, jalan tersebut ambles sekitar 1,5 meter. Panjang amblesan kurang-lebih 125 meter. Terletak di Dukuh Wonosari, Trajumas.

“Parah sekali. Sudah tidak bisa dilalui. Akses lain ada, tapi harus memutar dua kilometer,” ujarnya.
Ia menuturkan, warga merasakan tanda-tanda tanah gerak sejak Kamis (18/11) pekan lalu. Sebelumnya, Rabu (17/11) hujan lebat mengguyur Trajumas. Sejak saat itu, tiap hari warga mendapati tanah-tanah retak dan ambles meski awalnya hanya kecil.

“Tiap hari pokoknya selalu ada pergerakan. Makin ke sini makin parah,” ucapnya.
Tak hanya jalan, lahan pertanian warga seluas 50-an hektare juga ambles. Dua titik ini dampak yang paling jelas. Lainnya baru berupa retakan-retakan kecil. Dampak juga belum begitu tampak di permukiman warga. Namun, kata Ridho, warga kini tengah ketar-ketir. Jika hujan, sebagian warga mengungsi ke tempat kerabat mereka yang dirasa aman.
“Belum ada tempat evakuasi. Kami masih terus berkoordinasi dengan banyak pihak untuk penanganan,” tandasnya.
Senin (22/11) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-Taru) Kabupaten Pekalongan mendatangi lokasi. DPU-Taru akan menangani amblesnya jalan tersebut. Namun masih harus menunggu beberapa waktu sampai tanah di lokasi stabil.
Sementara itu Kepala BPBD Budi Rahardjo mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk memantau perkembangan.
“Untuk permukiman masih aman. Tapi kami imbau warga tetap waspada. Kami akan terus memantau perkembangan tanah gerak di sana,” ucapnya. (nra/zal)