RADARSEMARANG.ID, Demak – Sejumlah warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung masih menunggu rencana pematokan lahan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Rencananya lahan tersebut bakal diproyeksikan sebagai jalan tol Semarang-Demak.
Dengan begitu, batas lahan yang tenggelam atau yang dianggap sebagai tanah musnah bisa diketahui secara pasti. Sehingga warga bisa ikut mendapatkan ganti untung dari pembangunan tol Semarang-Demak yang melintasi kawasan tersebut.
Kepala Desa Sriwulan Zamroni mengatakan, warga tetap optimistis tanah yang ditenggelamkan air laut bisa dipastikan. Sehingga tetap bisa dapat ganti rugi atau ganti untung dari panitia pengadaan tanah jalan tol. “Karena itu, kita semua masih menunggu pematokan lahan yang tenggelam tersebut,”ujarnya.
Ia menambahkan pematokan itu diperlukan untuk mengetahui batas antar lahan warga lainnya. Dengan demikian, akan memudahkan identifikasi kepemilikan lahan tersebut. “Ya, kita akui melihat kondisi di lapangan seperti ini menjadi hal yang sulit. Apalagi terkait batas tanah,” tambahnya.
Pematokan lahan akan dilakukan di wilayah Sriwulan dan Desa Bedono. Di dua desa inilah, banyak lahan yang terkena jalan tol namun kondisinya tenggelam. Di Desa Sriwulan sendiri, ada sekitar 40 bidang tanah tenggelam milik warga yang terkena jalan tol. “Sedangkan, secara keseluruhan, areal wilayah yang tenggelam akibat abrasi dan rob mencapai sekitar 200 hektare,” tambahnya. (hib/fth)