RADARSEMARANG.ID, Demak – Lembaga amil zakat, infaq dan sadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) PCNU Kabupaten Demak melakukan studi banding ke Lazisnu PCNU Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ini dilakukan diantaranya untuk menimba ilmu manajemen pengelolaan hasil penghimpunan zakat, infaq dan sadaqah yang selama ini dijalankan Lazisnu Sidoarjo.
Dalam kunjungan silaturahmi dan studi banding ini, rombongan Lazisnu Demak dipimpin Ketuanya Zayinul Fata didampingi Rois Syuriyah PCNU Demak, KH Zainal Arifin Maksum. Keduanya diterima langsung Rois Syuriyah PCNUsetempat, KH A Rofiq Siroj dan pengurus lainnya, M Sholeh Qosim, Ketua Lazisnu Sidoarjo Muh Ihsan dan Ketua MWC NU Porong, Sugiono.
Ketua Lazisnu Demak, Zayinul Fata menyampaikan, manajemen masih menjadi persoalan dalam pengelolaan zakat, infaq dan sadaqah. “Kita ini semangat sekali dalam menghimpun tapi masih ada kelemahan dalam hal manajemen. Nah, kita ke Lazisnu Sidoarjo ini antara lain untuk ngangsu kaweruh bagaimana penerapan manajemen yang ada disini,”kata ketua DPC PKB Demak dan wakil ketua DPRD Demak ini.
Menurutnya, manajemen menjadi prioritas untuk dipelajari dan diterapkan agar tata administrasi yang baik dapat menunjang kelancaran pengelolaan zakat, infaq dan sadaqah tersebut. Rois Syuriyah PCNU Demak, KH Zainal Arifin Maksum menambahkan, studi banding yang dilakukan Lazisnu Demak ke Sidoarjo ini juga pernah dilaksanakan PCNU Demak saat hendak mendirikan Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSI NU).
“Waktu itu, kita studi banding ke RSI Siti Hajar yang menjadi naungan PCNU Sidoarjo. Alhamdulillah, sekarang RSI NU Demak sudah bisa membangun gedung rumah sakit tiga lantai dengan anggaran Rp 30 miliar. Saya kira, studi banding Lazisnu ini mudah mudahan bisa membangkitkan semangat serupa dalam pengelolaan zakat, infaq dan sadaqah,”kata pengasuh Ponpes Fathul Huda, Karanggawang, Sidorejo, Kecamatan Sayung ini.
Kiai Zainal mengatakan, studi banding seperti itu diperlukan untuk menerima masukan ide dan gagasan yang dijalankan Lazisnu Sidoarjo. “Tujuannya tiada lain untuk kemandirian organisasi. Jamaah NU ini sangat besar, tinggal bagaimana kita belajar manajemennya,”ujarnya.
Ketua Lazisnu Sidoarjo, Muh Ihsan menyampaikan, gerakan koin NU menjadi gerakan jamiyyah Lazisnu yang dipimpinnya tersebut. Karena itu, kata dia, pihaknya turut mendorong MWC NU yang ada untuk turut bergerak bersama sama dalam penghimpunan zakat, infaq dan sadaqah tersebut.
“Gerakan koin NU ini cukup masif. Diantaranya dilakukan MWC NU Porong. Prinsipnya, sistem manajemen pengelolaan kita tata lebih dulu. Setelah itu, baru bergerak,”katanya. Menurutnya, sistem yang telah terbangun akan mempermudah penghimpunan dan pelaporan secara administratif. (hib/bas)