
RADARSEMARANG.ID, BATANG – Kabupaten Batang tercatat jadi pengguna terbanyak alat pembayaran digital QRIS di eks Keresidenan Pekalongan. Total sekitar 83,5 ribu user QRIS. Hal ini juga dipicu masifnya pedagang pasar yang telah memanfaatkan layanan tersebut.
Ada lima pasar tradisional, yaitu Pasar Subah, Limpung, Tersono, Bandar, dan Batang. Beberapa alasan yang membuat masyarakat tertarik menggunakan layanan digital ini adalah kepraktisannya dan mengurangi risiko membawa uang banyak di keramaian.

“Kabupaten Batang menjadi yang paling banyak nilai transaksinya pada Januari 2023. Mencapai Rp 17,7 miliar di eks Keresidenan Pekalongan dari total Rp 63,7 miliar,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Muhammad Taufik Amrozi Minggu (19/3).
Seperti diketahui, BI Tegal menaungi tujuh wilayah di eks Keresidenan Pekalongan. Mulai Brebes hingga Batang. Sedangkan jumlah user terbanyak kedua adalah Kota Tegal dengan 81,3 merchant. Nilai transaksinya mencapai Rp 12,5 miliar. Jumlah seluruh merchant QRIS di eks Keresidenan Pekalongan mencapai 325,5 ribu pengguna.

Sementara itu, nilai transaksi tersedikit di Kabupaten Pekalongan Rp 5,33 miliar. Taufik berharap pengguna QRIS terus bertambah. Pasar tradisional lain dan kegiatan ekonomi lainnya bisa ikut memanfaatkan layanan cashless ini. “Digitalisasi bisa mempercepat ekonomi di Indonesia,” tegasnya.
Menariknya lagi, kebutuhan cashless melalui QRIS tidak mengurangi kebutuhan transaksi tunai. Pihaknya mencatat ada kenaikan kebutuhan jelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2023 ini. Sebelumnya kebutuhan uang tunai mencapai Rp 4,73 triliun. Sementara tahun ini diperkirakan mencapai Rp 5,4 triliun.
Saat ini ada 11 perbankan yang telah bergabung dengan BI Tegal untuk pendistribusian uang tunai jelang Lebaran Idul Fitri. Sementara sebelumnya hanya delapan perbankan. (yan/ida)