
RADARSEMARANG.ID, Batang – Pemkab Batang mencoba mengangkat eksistensi tari Batik Gringsing dan tari Simo Gringsing dalam Festival Tari Tradisional di pendopo Kabupaten. Kegiatan digelar dua hari, Minggu-Senin (12-13/3). Festival ini diikuti dua kategori, tingkat SD dan SMP.
Khusus kategori SD wajib membawakan tari Batik Gringsing. Sementara kategori SMP wajib membawakan tari Batik Gringsing dan tari Simo Gringsing. Satu tim terdiri dari lima peserta.

Pada perlombaan kali ini kategori SD ada 27 tim. Sedangkan kategori SMP ada 20 tim untuk yang tari Batik Gringsing dan ada 12 tim untuk yang tari Simo Gringsing. Yoyok Bambang Priyambodo, pencipta tari Batik Gringsing didapuk sebagai dewan juri.
“Memilih tarian Batik Gringsing dan Simo Gringsing sebagai rangkaian HUT ke-57 Kabupaten Batang sebagai edukasi kepada generasi muda dalam memperkenalkan budaya asli Kabupaten Batang,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang Affy Kusmoyorini.

Pada 2022, tarian tersebut sudah dikenalkan kepada pelajar tingkat SD dan SMP melalui guru seni. Guru seni yang sudah dibina dapat mengajarkan ilmunya ke anak didiknya agar dapat menguasai seni dasar dua tari khas Batang tersebut.
Sementara itu, seniman tari dari Semarang Yoyok Bambang Priyambodo menerangkan, kedua tari tradisional itu berasal dari cerita rakyat dan artefak. Menunjukkan kekayaan intelektual milik Kabupaten Batang.
“Menurut cerita rakyat, Ki Ageng Gringsing bisa berubah jadi Simo atau harimau. Berdasarkan sejarah di Kabupaten Batang ada arca Sri Vasudara Asinjang Angagem Batik Gringsing, dari dua peristiwa itu muncullah kedua tari tradisional itu,” terangnya. (yan/zal)