
RADARSEMARANG.ID, Batang – Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Jateng, Heru Sunarko, umumkan macan kumbang yang masuk ke dapur warung milik warga Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan telah mati.
Macan tutul itu mati setelah 24 jam menjalani perawatan, yaitu pada Minggu (25/2). Kondisi macan kumbang sempat menbaik pada Minggu pagi. Ia bisa bangun, berdiri, dan memutari di dalam kandang. Macan juga sempat melahap tikus putih dan daging ayam.

“Terus dipantau, namun Minggu sekitar pukul 14.00 tiba-tiba kondisi macan kumbang mengalami penurunan. Sudah dilakukan upaya semaksimal mungkin, namur rupanya kita belum beruntung. Satwa tersebut tidak bisa terselamatkan,” ujarnya dalam keterangan pers di Safari Beach Jateng, Rabu (1/3).
Ia menjelaskan, dokter hewan di Safari Beach Jateng sudah melakukan upaya semaksimal mungkin. Observasi secara mendalam pun dilakukan. Sehingga ditemukan adanya infeksi, peradangan jaringan, kekurangan protein dan luka yang membusuk berbelatung di badannya.

Baca Juga: Bikin Geger! Macan Kumbang Masuk Dapur Warung di Pekalongan, Kondisinya Lemas dan Terluka
Perlu diketahui, macan itu saat ditemukan kondisinya lemas di dalam warung milik warga Desa Mesoyi, Kecamatan Talun, Sabtu (24/2). Macan berjenis kelamin betina dan berbadan kurus. Usianya diperkirakan 2 tahunan.
Kondisinya saat ditemukan sangat lemas, dehidrasi berat, tidak bisa bangun dan hanya bisa mengaung. Macan itu kemudian dievakuasi ke Safari Beach Jateng untuk menjalani perawatan.
Saat medical check up oleh dokter hewan dari Taman Safari Indonesia ditemukan luka di bagian pipi, di jari kukunya juga ada luka. Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut didapati bahwa di tubuh satwa ada banyak sekali belatung di kuku-kukunya. Lukanya diperkirakan sudah cukup lama, sekitar satu minggu.
Luka yang ada pada tubuh macan ini kemungkinan berasal dari hewan liar lain. Saat macan berburu mangsa atau pun hewan sejenisnya.
“Pemberian infus terus dilakukan, pengobatan terus dilakukan tapi kondisinya tidak bisa selamat. Kita temukan adanya kerusakan di paru-paru, investasi parasit di lambung dan usus yang jumlahnya sangat banyak. Itu menandakan bahwa macan terkena cacingan akut. Selain itu karena kelainan genetik, macan hanya memiliki satu ginjal,” terang Dokter Hewan Winanda Risdaryanto dari Taman Safari Indonesia. (yan/bas)