
RADARSEMARANG.ID, BATANG – Kedai Bakoel Jamu di Kecamatan Bandar punya cara unik untuk melestarikan jamu. Bahkan, kedai ini mempunyai racikan sendiri agar jamu bisa dinikmati anak muda atau milenial. Namanya jamu fermentasi. Hasilnya, jamu yang biasanya berasa pahit bisa diminum dengan rasa segar.
“Selama ini jamu identik dengan minuman tradisional yang memiliki rasa pahit dan getir. Sehingga anak muda enggan untuk meminumnya,” ujar pemilik kedai, Ginanjar Saputra.

Ginanjar optimis bakal bisa mengembangkan kedai jamu kekinian. Ia ingin membangkitkan tren minum jamu di kalangan anak muda. Motivasi itu didapat karena sejak kecil, akrab dengan resep jamu tradisional. Ada berbagai variasi jamu yang segar untuk diteguk sembari bersantai.
“Keluarga besar saya peracik jamu dan saya adalah generasi ketiga. Semakin ke sini saya melihat jamu kian memudar di kalangan anak muda. Jadi saya ingin menaikkan kelas jamu dengan memodifikasi rasa dan kemasan yang menarik untuk anak muda,” akunya.

Kedai Bakoel Jamu berlokasi di jalan raya Bandar, tepatnya di Desa Tambahrejo. Ada berbagai jamu yang disajikan. Seperti jamu geprek, kemasan seduh, dan botol kaca. Jamu andalannya adalah Jae Ale. Hasil fermentasi rempah alami dengan rasa unik. Menu andalan lainnya adalah Limun Jae. Rasa segar muncul dari perpaduan jeruk dan jahe.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Mulai Rp 6 ribu hingga Rp 15 ribu. Pembeli yang datang di kedai mayoritas pemuda, ada sekitar 80 persen.
“Konsep kedai jamu ini selain bisa menjadi tongkrongan yang asyik, juga memberikan edukasi kepada konsumen cara meracik. Sekaligus memberi edukasi khasiat jamu yang terbuat dari rempah alami,” tambahnya. (yan/fth)