RADARSEMARANG.ID, BATANG – Monumen Alutsista Korps Marinir TNI AL telah berdiri gagah di Alun-Alun Batang. Satu buah tank dan dua meriam itu dijadikan tanda untuk mengenang perang kemerdekaan di Kabupaten Batang. Simbol perjuangan Korps Marinir bersama masyarakat Batang melawan penjajah.
Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono didampingi Bupati Batang Wihaji meresmikan monumen tersebut, Jumat (28/1).
Suhartono menjelaskan, alutsista itu bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat.
“Hampir disemua operasi yang dilaksanakan Korp Marinir. Alutsista ini dipakai mulai dari operasi Dwikora, Trikora, dan Permesta,” ujarnya usai peresmian.
Menurutnya, meski sudah purna tugas karena faktor usia, tiga alutsista masih bisa dioperasikan. Tank dan meriam itu diproduksi tahun 1942 oleh Rusia. Masuk di Indonesia pada 1962.
Suhartono menceritakan, Kabupaten Batang menjadi saksi sejarah perjuangan prajurit-prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Terutama dalam pertempuran Korps Armada IV melawan penjajah. Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran.
Markas Korps Marknir mencatat 37 nama prajurit yang gugur dalam prasasti. Mereka dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TPM) Kadilangu Batang. “Beberapa pertempuran di wilayah Batang terjadi seperti di Subah, Limpung, yang menjadi tempat gugurnya Kopral Mustofa. Lalu Warungasem, Wonotunggal, Bandar, dan Blado,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji mengapresasi hibah alutsista dari Korps Marinir TNI AL. Monumen perjuangan itu bisa dijadikan media edukasi untuk genrasi penerus. Supaya lebih menegenal sejarah, patriotisme, dan kepahlawanan.
“Monumen Alutsista ini agar tidak lupa sejarah bahwa rakyat berama TNI dan Polri yang menjadi pengalaman besar yang pernah perang kemerdekaan di Kabupaten Batang,” tandasnya. (yan/zal)
