
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Dua peserta termuda di Pelatihan Batik Tingkat Lanjut berusia 19 tahun. Meski hanya lulusan SMP, tapi Iqbal dan Antok memiliki skill mumpuni dalam hal menggambar. Tak kalah dengan peserta yang lebih senior lainnya.
Awalnya keduanya mendapat info dari KUB Sumber Rejeki, tempat mereka belajar batik. Karena bakat yang dimiliki, keduanya diminta pelatih batik memanfaatkan kesempatan emas tersebut dan segera mendaftar. Alhasil keduanya lolos.

“Emang dari dulu suka gambar, tapi sekolah cuma sampai SMP. Daripada nggak ngapa-ngapain, kami diajak membatik,” tutur Iqbal telah lama tergabung dalam komunitas usaha sejak 2019 kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Keduanya sangat bersyukur mendapat kesempatan menimba ilmu dengan fasilitas penuh dari Pemprov Jateng yang diselenggarakan oleh Balatkop UKM. Ia mengasah skill desain pola dengan ciri khas Kendal, seperti halnya pola daun Kendal dan Kendil.

Pelatih batik, Endang melihat potensi dari tiap peserta beragam. Namun masing-masing memiliki kelebihan. Ia hanya perlu mendampingi agar skill berkembang sesuai potensi yang dimiliki peserta. Lalu menggali ciri khas setiap daerah.
“Kemarin kami fokuskan buat persiapan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur, kalau sekarang secara menyeluruh se-Jateng,” ungkapnya.
Pelatihan kali ini sengaja menyasar para pelaku UMKM untuk meningkatkan skill dan mampu naik level mengembangkan usaha yang dimiliki. Lebih lanjut, Hatta Hatnansya menjelaskan masih ada pelatihan lain untuk level selanjutnya yang disebut pelatihan batik tingkat mahir.
“Kalau yang tingkat lanjut kali ini kan mereka yang sudah memiliki kemampuan dasar, jadi sekarang lebih ke pengembangan skill,” tuturnya.
Pelatihan kali ini terbuka untuk seluruh pelaku UMKM di Jateng. Semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi peserta dan mengikuti rangkaian pelatihan secara gratis. Hanya perlu mendaftarkan diri melalui website resmi dan memenuhi persayaratan yang ada.
Pelatihan ini dibuka untuk dua Angkatan. Setiap Angkatan diikuti 25 peserta selama 10 hari. Peserta dari berbagai daerah itu diwajibkan menginap di asrama yang telah disediakan. Semua kebutuhan pelatihan ini telah didanai menggunakan dana APBD. (taf/ida)