
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG – Imam Wijaya, 33, mantan guru honorer di salah satu SMP negeri di Slawi, Kabupaten Tegal. Namun perbuatannya tak pantas ditiru. Setelah tak menjadi guru, ia menjadi pencuri mobil.
Tak tanggung-tanggung, pria asal Pekalongan ini telah mencuri enam mobil. Semuanya jenis mobil boks.

Aksinya terungkap setelah dilaporkan korbannya yang tak lain adalah majikannya ke Polsek Banyumanik. Aksi pencurian dilakukan Imam di Jalan Perintis Kemerdekaan, Banyumanik, Rabu (9/11/ 2022) sekitar pukul 02.00.
Ia mencuri mobil boks milik majikannya. Setelah dua bulan diburu, pelaku berhasil diringkus di sebuah konter handphone di daerah Slawi, Sabtu (14/1) lalu. Selanjutnya pelaku digelandang ke Mapolsek Banyumanik guna menjalani proses hukum.

“Modus pencurian yang dilakukan dengan berpura-pura melamar kerja, lalu mobil korban dibawa kabur. Pelaku beraksi saat korban lengah. Kunci kontak diambil lalu mobil dibawa kabur,” jelas Kapolsek Banyumanik Kompol Ali Santoso di Mapolrestabes Semarang, Jumat (24/2).
Pelaku bekerja di tempat usaha korban menjadi penjaga warung kopi. Korban mudah terperdaya lantaran pelaku memakai identitas palsu. Modus ini sudah dilakukan berkali-kali di tempat lain, dan berhasil membawa kabur mobil para korbannya.
“Sudah melakukan enam kali, yakni di Candisari, Sukabumi, Jakarta, Sleman, dan Kota Jogja. Pelaku spesialis pencuri mobil boks,” bebernya.
Barang bukti mobil boks milik korban sudah dicopot boksnya. Mobil tersebut tersimpan rapi di sekitar Pasar Slawi.
Pelaku mengaku nekat mencuri untuk biaya pengobatan istrinya yang terkena kanker serviks. Menurutnya, honor gaji guru tidak mampu untuk membiayai pengobatan istrinya.
“Saya dulu guru Bahasa Inggris di Tegal, sejak tahun 2013. Berhenti jadi guru kira-kira enam bulanan ini. Saya mencuri sudah setahunan, buat biaya pengobatan istri sakit keras. Gaji guru cuma Rp 500 ribu nggak cukup,” akunya.
Imam mengatakan, dalam aksinya selalu mengincar pemilik mobil yang memiliki warung makan. Ia berpura-pura melamar pekerjaan di warung tersebut, kemudian mencuri mobil boks ketika pemilik lengah.
“Sudah ada penadahnya. Saya jual Rp 10 juta-Rp 15 juta per unit. Saya melakukan sendirian. Sudah enam kali. Terakhir mobilnya jelek, langganan saya tidak mau beli. Yang dibeli boksnya saja seharga Rp 3,5 juta,” katanya. (mha/aro)