RADARSEMARANG.ID, Semarang – Sebanyak 14 pelajar terbukti mempersiapkan senjata tajam jenis celurit dan parang ukuran sekitar satu meter. Mereka berencana melakukan aksi tawuran dengan pelajar SMK di Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
Beruntung, aksi para pelajar SMK Negeri di kawasan Semarang Utara ini berhasil diendus anggota Tim Elang Hebat Polrestabes Semarang (Tebas) yang melakukan patroli Selasa (16/11) lalu. Kini belasan pelajar SMK tersebut mendapatkan sanksi untuk absen ke Polsek Semarang Utara.
“Iya, awalnya ada dua orang yang diamankan di Semarang Utara. Kemudian dilimpahkan ke Polsek Semarang Utara. Lainnya berhasil diamankan anggota kami, hasil pengembangan,” kata Kapolsek Semarang Utara Kompol Budi Abadi kepada Jawa Pos Radar Semarang Kamis (18/11).
Belasan pelajar yang diamankan adalah AL, 17; ARM, 15; MT, 16; GP, 16; DH, 17; dan JP, 16. Kemudian RPG, 17; AV, 16; AF, 17; MA, 17; RM, 17; AR, 16; TBS, 16; dan SFP, 16. Mereka merupakan teman satu sekolahan.
“Ada 14 anak yang diamankan. Mereka akan melakukan penyerangan terhadap pelajar dari sekolah lain dengan membawa senjata tajam. Mereka sudah tantang-tantangan melalui media sosial,” tegasnya.
Pihak orang tua dan sekolahan pun telah diundang dan diberikan arahan oleh Polsek Semarang. Sementara, belasan pelajar tersebut telah mendapat sanksi pembinaan, lantaran masih berusia di bawah umur. “Mereka diwajibkan hadir (absen) setiap hari ke Polsek Semarang Utara. Selain itu, kami berikan pembinaan baris-berbaris,” tegasnya.
Setelah kami berikan pembinaan, dipulangkan kepada orang tua masing-masing dengan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya. Pihak kepolisian, meminta kepada para orangtua termasuk para guru untuk tidak acuh tak acuh terhadap perilaku anak didiknya.
“Jangan bersikap masa bodoh, jangan acuh. Harus ikut mengawasi. Itu sudah menjadi kewajiban. Termasuk pengawasan penggunaan handphone dan media sosial,” tegasnya.
Sebelum dipulangkan, mereka juga diwajibkan meminta maaf kepada orang tua masing-masing dengan cara sungkem dan mencium kaki orangtuanya. Awalnya mereka berwajah garang. Namun akhirnya luluh dan menangis di pangkuan orangtuanya masing-masing.
Budi merasa prihatin dengan perilaku pelajar yang masih berusia anak-anak. Seharusnya mereka aktif belajar dan melakukan aktivitas positif demi masa depan masing-masing. Meski demikian, kepolisian akan menindak tegas manakala terbukti mengulangi perbuatannya.
“Kalau masih nekat dan terbukti mengulangi perbuatannya lagi, akan kami serahkan ke Polrestabes untuk diproses hukum. Kami sudah memiliki data mereka. Ketika mereka mengulangi perbuatannya lagi, maka tidak akan kami tolerir lagi,” pungkasnya. (mha/ida)