26 C
Semarang
Kamis, 1 Juni 2023

Jemaah Haji Madura Lebih Banyak Lansia dan Risti

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, MADINAH-Terminal Zero Bandara Amir Mohammed bin Abdul Azis (AMAA) di depan mesin XRay seolah berubah menjadi klinik kesehatan. Sebanyak 21 jemaah haji lanjut usia (lansia) terkulai di atas kursi roda. Kategori jemaah haji resiko tinggi (risti). Ada yang sesak.nafas, pengapuran, tidak bisa jalan, komplikasi karena penuaan.

Paling tua adalah Harun Senar Muhammad yang tahun ini genap 119 tahun umurnya. Namun jauh lebih sehat ketimbang lansia lainnya yang harus bersabar dengan sakit penuaanya. Meski begiti semamgatnya luar biasa untuk bisa menjalankan ibadah haji. “Saya seneng bisa sampai di Madinah,” kata Mbah Harun dalam bahasa Madura yang diterjemahkan Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Bandara yang bisa berbahasa Madura.

Ada juga Mohamat Monir Ulham, lansia yang sudah tak kuat berjalan. Termasuk nenek-nenek 99 tahun bernama Pusiya. Nenek kelahiran 8 Maret 1924 ini tak bisa berjalan sama sekali, sehingga harus dibopong oleh petugas haji. Bahkan masih ada 15 orang lainnya harus menggunakan alat bantu tongkat untuk berjalan.

Ada juga nenek-nenek yang meninggalkan koper dan paspornya, entah dimana. Tentu saja petugas harus sigap mengupayakan penelusuran dan pencarian. Masih banyak.juga koper jemaah haji ini dibongkar, karena isinya beras, teri, sertifikat haji, masako, royko, dodol, minyak wangi, dan lainnya.

Itulah kondisi sebagian besar jemaah haji lansia embarkasi Surabaya (SUB) 06 yang berjumlah 445 orang. Jemaah haji yang separuh lebih lansia ini, mendarat via Saudia Airlines dan mendarat pukul 02.30 Waktu Arab Saudi (WAS) pada hari ketiga keberangkatan jemaah haji Jumat 26 Mei 2023. Setelah dinaikkan ke dalam bus, jemaah diangkut menuju pemondokan Jawar Taiba Hotel.

Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Bandara Hanif Fairizi mengaku telah membopong 21 lansia untuk memindahkan ke bus. “Jumlah lansia tahun ini sangat banyak,” katanya.

Jemaah haji asal Madura butuh perhatian ekstra. Ternyata total jemaah haji sekitar 1.350 orang, 70 persen di antaranya adalah jemaah lansia dan 70 persen di antara juga memiliki riwayat kesehatan risiko tinggi (risti). Selain itu, kebanyakan di antaranya hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa daerah atau bahasa Madura saja. Tentu saja membutuhkan petugas pendamping yang bisa melakukan translate bahhasa daerah ke dalam bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia.

Ribuan jamaah haji Madura ini terbagi ke dalam beberapa kelompok terbang (kloter) dari embarkasi Surabaya (SUB). Mulai SUB 01 asal Kabupaten Bangkalan landing 19.15. SUB 02 asal Bangkalan tiba di Madinah 17.15. SUB 03 dari Kabupaten Sampang tiba di Madinah 19.15. SUB 04 asal Pamekasan , SUB 05 asal Pamekasan tiba 19.10, dan SUB 06 asal Pamekasan.

Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) SUB 05 dr Ahmad Furqon Sp.P mengungkapkan seribua. Jemaah haji Madura tersebut 70 persennya lansia dan memiliki.riwayat risti.

“Bahkan SUB 5 sebanyak 447 jemaah haji, 226 jemaah haji itu afalah lansia dan risti. Rinciannya 98 jemaah laki-laki da. 128.jemaah perempuan,” katanya.

Bahkan ada dua jemaah haji yaang harus dilarikan ke klinik karena anemia. Sehingga harus ditunggui istrinya. (ida)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya