
RADARSEMARANG.ID, Dalam kurikulum 2013, Bahasa Indonesia tidak hanya diartikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga difungsikan sebagai sarana berpikir.
Bahasa menjadi sarana mengekspresikan gagasan. Sebuah gagasan yang utuh biasanya akan direalisasikan dalam bentuk teks. Teks dapat diartikan sebagai ujaran atau tulisan bermakna yang memuat gagasan secara utuh.

Ketika mengekspresikan gagasan dalam bentuk teks harus dipilih kata-kata dan metode tepat. Agar gagasan dapat disampaikan dengan baik. Hal itu sangat ditentukan oleh tujuan dan situasi atau konteks. Oleh sebab itu, masing-masing teks memiliki struktur isi, unsur kebahasaan, dan tujuan sosial yang berbeda.
Kemampuan menyusun teks baik secara lisan maupun tulisan merupakan salah satu kompetensi aspek keterampilan. Pembelajaran menyusun teks membutuhkan pemahaman dan keterampilan cukup kompleks. Peserta didik harus memiliki pemahaman terhadap masing-masing teks.

Baik dari fungsi sosial, struktur isi, maupun unsur kebahasaan yang menjadi karakteristik dari masing-masing teks. Keterampilan peserta didik mengembangkan topik, pengorganisasian gagasan, serta penguasaan kosakata juga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
Keterampilan peserta didik kelas VIII MTs Negeri 2 Demak dalam menulis teks persuasi masih rendah. Tidak hanya karena pemahaman dan kemampuan peserta didik yang kurang. Metode yang kurang tepat dan keterbatasan alat atau media merupakan faktor paling berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks persuasi.
Akibatnya, hasil pembelajaran menyajikan atau menulis teks persuasi masih rendah. Peserta didik yang mencapai KKM masih di bawah persentase keberhasilan belajar yang ditetapkan. Ini berarti keberhasilan pembelajaran menyajikan atau menulis teks persuasi masih jauh dari harapan.
Agar mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam proses pembelajaran guru memerlukan peranan dari media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan baik berupa alat peraga, media visual dan audio visual yang digunakan untuk membantu dan memudahkan peserta didik dalam hal proses pembelajaran berlangsung.
Sedangkan menurut (Daryanto, Media Pembelajaran, 2010), media pembelajaran adalah segala sesuatu (baik manusia, benda, atau lingkungan sekitar) yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dalam pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu merancang skenario pembelajaran yang menggiring peserta didik menjadi lebih aktif dan tertarik mengikuti pembelajaran. Penulis menggunakan penerapan media poster. Penerapan penggunaan media poster diharapkan dapat mengatasi permasalahan peserta didik dalam menyajikan atau menulis teks persuasi.
Media poster adalah ilustrasi suatu gambar yang disederhanakan yang bertujuan menarik perhatian, mudah diingat dan dapat mengerti materi yang diajarkan.
Media poster dalam pembelajaran di kelas berfungsi untuk menarik perhatian dan minat peserta didik, serta sebagai metode peserta didik agar tertarik dan melaksanakan materi yang disampaikan di kehidupan sehari – hari (Sadiman dkk., 2011).
Dalam penggunaan media poster guru perlu memperhatikan prinsip dalam pemilihan media pembelajaran sebagai berikut: Menentukan jenis media yang tepat, menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, menyajikan media dengan tepat, menetapkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.
Setelah penerapan media poster pada pembelajaran menulis teks persuasi, hasil belajar peserta didik meningkat. Dibuktikan peserta didik begitu antusias, dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. (md2/fth)
Guru Bahasa Indonesia MTs Negeri 2 Demak