
RADARSEMARANG.ID, Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan suatu negara, demi kelangsungan hidup negara dan bangsa. Karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, manusia yang mampu memahami dirinya, lingkungan serta masyarakat sekitar.

Pemerintah Indonesia menjadikan pendidikan sebagai salah satu program utama dalam pembangunan nasional, karena keinginan suatu negara banyak ditentukan dari tingkat pendidikan masyarakatnya.
Bentuk realisasi dari perhatian pemerintah tersebut dapat dilihat dalam Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang berbunyi: ”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Alquran sebagai penuntun dan panutan umatpun diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab seperti yang telah tercantum dalam QS Yusuf ayat 2: Bahasa Arab dan Alquran bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
Mempelajari Alquran berarti mempelajari bahasa Arab, dengan demikian bahasa Arab disamping sebagai alat komunikasi manusia dengan sesama manusia juga sebagai alat komunikasi manusia beriman kepada Allah SWT yang terwujud dalam salat, berdoa dan sebagainya.
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa hidup, yang dipakai sehari-hari dan merupakan bahasa resmi di Saudi Arabia, Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mesir, Sudan, Lebanon, Syria, Irak, Kuwait, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, Palestina, dan beberapa negara di semenanjung Arabia. Di samping itu bahasa Arab juga merupakan bahasa kitab suci Alquran dan al-Hadist. Bahasa Arab adalah bahasa ilmu pengetahuan agama Islam.
Berdasarkan pengamatan penulis di kelas VII MTs Negeri 2 Demak, tempat penulis mengajar Bahasa Arab, masih banyak peserta didik yang kurang lancar dalam qira’ah bahasa Arab. Hal ini disebabkan pembelajaran selama ini kurang optimal sehingga berakibat kurangnya minat peserta didik dalam kegiatan belajar dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) bahasa Arab belum terpenuhi.
Kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara konvensional. Pembelajaran lebih ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru sentris. Hal ini mengakibatkan peserta didik kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan peserta didik hanya duduk, diam, dengar, dan catat. Kegiatan ini mengakibatkan peserta didik kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan malas belajar.
Oleh karena itu perlu dicari terobosan baru oleh guru agar penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran dapat dioptimalkan, maka salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menerapkan pembelajaran melalui metode qira’ah. Metode qira’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca, baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati.
Melalui penerapan pembelajaran metode ini peserta didik dapat melafalkan kata-kata dan kalimat-kalimat bahasa Arab dengan fasih, lancar dan benar sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan.
Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pengajaran bahasa tidak bersifat multi tujuan, dan bahwa kemampuan membaca adalah tujuan yang paling realistis ditinjau dari kebutuhan pembelajar bahasa asing dan kemudahan dalam pemerolehannya.
Kemahiran membaca merupakan bekal bagi pembelajar untuk mengembangkan pengetahuannya secara mendiri. Dengan demikian, asumsinya bersifat pragmatis bukan filosofis teoritis. (md2/ton)
Guru Bahasa Arab MTs Negeri 2 Demak