
RADARSEMARANG.ID, Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang berawal dari teacher active teaching menjadi students active learning merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang menekankan active learners (pembelajar yang aktif), sudah menjadi tugas pendidik sebagai fasilitator dalam pembelajaran mampu mengaplikasikan komponen pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menjadi pembelajar yang aktif.

Salah satunya yaitu implementasi metode pembelajaran yang memberikan keluasaan peserta didik dalam berkontribusi secara aktif didalam proses pembelajaran. Karena metode pembelajaran berfungsi sebagai penunjang dan daya dukung untuk peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran secara efektif agar mencapai tujuan pembelajaran.
Pada kenyataannya, beberapa pendidik masih menggunakan metode pembelajaran yang menekankan pendidik berperan sangat dominan dalam pembelajaran. Sehingga, hal tersebut mengakibatkan peserta didik pasif dalam pembelajaran dan self-efficacy yang dimiliki oleh peserta didik masih terbilang rendah. Gejala ini terlihat dari peserta didik hanya mendengarkan saat pendidik memberikan materi pelajaran, tidak adanya interaksi timbal balik antara pendidik dengan peserta didik atau dengan teman sebayanya.

Selain itu, peserta didik juga ragu-ragu saat diminta menjawab pertanyaan secara lisan pada saat proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik diharapkan dapat mengimplementasikan metode pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan belajar tersebut.
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang diaplikasikan oleh pendidik untuk menyajikan materi pembelajaran agar peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sutikno, 2009).
Jigsaw adalah salah satu jenis metode pembelajaran tipe kooperatif yang diaplikasikan dalam pembelajaran. Jigsaw disebut juga “puzzle” yaitu teka- teki dalam sebuah permainan dalam penyusunan kepingan gambar (Rusman, 2011).
Dalam pembelajaran, Jigsaw merupakan model pembelajaran yang menekankan pada kerja secara berkelompok siswa kemudian menyampaikan kepada kelompok lain sesuai topik/ materi bahasan di kelompok asalnya. Model ini didesain untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Karena semua peserta didik mempunyai hak yang sama dalam penyampaian materi yang dikaji sekaligus meningkatkan self-efficacy.
Adapun sintaks yang dilakukan dalam implementasi metode pembelajaran Jigsaw adalah pertama peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 anggota. Kedua, peserta didik diberikan materi yang berlainan di kelompoknya. Ketiga, masing-masing peserta didik mempelajari materi yang ditugaskan kepada dirinya.
Keempat, setelah mempelajari materi tersebut, peserta didik berpindah ke kelompok yang memiliki materi yang sama dengan dirinya atau disebut dengan kelompok ahli. Dan di kelompok ahli semua peserta didik memiliki hak yang sama untuk mendiskusikan dan membahas materi yang ditugaskan.
Kelima, peserta didik kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan materi yang ditugaskan secara jelas dan bergantian. Keenam, peserta didik di kelompok ahli bertugas menyampaikan materi di depan kelas dengan melakukan presentasi. Ketujuh, pendidik mengevaluasi dan memberikan penekanan terhadap materi yang sedang dikaji.
Model Jigsaw ini memberikan dampak yang signifikan terhadap keaktifan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran dan meningkatkan self-efficacy atau kepercayaan diri saat diskusi kelompok.
Selain itu, metode ini juga dapat melatih kerja sama antarkelompok dan memberikan pemahaman materi secara komprehensif. Melalui metode pembelajaran Jigsaw dapat memberikan output yang optimal terhadap kompetensi dan hasil belajar peserta didik di SDN Candimulyo 1. (pf/lis)
Guru Kelas 3 SDN Candimulyo 1, Kabupaten Magelang