33 C
Semarang
Selasa, 6 Juni 2023

Asesmen Diagnostik dalam Pemetaan Gaya Belajar, Minat, dan Pengetahuan Awal Siswa

Oleh : Feronika Kurnia Septiarini S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, PROSES pembelajaran tidak hanya bertujuan menjadikan siswa memiliki kompetensi akademik yang baik dan memiliki berbagai skill yang dibutuhkan dalam kehidupannya. Namun tujuan utama adalah menjadikan siswa berkarakter.

Sedangkan pendidikan karakter merupakan arah penguatan yang selalu diharapkan dapat terwujud dalam setiap pelaksanaan kurikum, baik dari kurikulum KTSP, kurikulum 2013 maupun kurikulum merdeka.

Karakter yang diharapkan terbentuk dalam pelaksanaan kurikulum merdeka adalah profil Pelajar Pancasila yang dapat terwujud dengan mendasarkan pada enam dimensi profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila yaitu pelajar yang berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinnekaan global.

Profil Pelajar Pancasila merupakan karakter yang merujuk pada Pancasila dan diharapkan dapat terwujud melalui proses pembelajaran (Siswa et al, 2021).

Pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka lebih diarahkan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa bahagia (Nasution, 2022).
Pembelajaran yang ditekankan pada kurikulum merdeka diwujudkan dalam bentuk pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran yang dilakukan dengan prinsip berdiferensiasi berupaya mengakomodasi siswa yang beragam dari kebutuhan belajar, bakat dan minat yang dimiliki (Marlina Etall, 2020).

Prinsip pembelajaran beriferensiasi dalam kurikulum merdeka selain diharapkan membentuk pemahaman dari berbagai pengalaman belajar juga diupayakan untuk mengembangkan profil Pelajar Pancasila.
Pembelajaran berdifferensiasi sebagai salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai dengan profil gaya belajar siswa. Untuk menentukan profil gaya belajar siswa, dilakukan asesmen diagnostik di awal pembalajaran.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, asesmen diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.

Terdapat dua jenis asesmen diagnostik, yaitu asesmen diagnostik kognitif dan asesmen diagnostik non-kognitif. Tahapan asesmen diagnostik kognitif, 1) persiapan. Yakni menyusun jadwal pelaksanaan, mengidentifikasi materi asesmen sesuai dengan KD yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek, menyusun pertanyaan sederhana, yang mencakup dua pertanyaan sesuai capaian pembelajaran baru, enam soal kelas satu tingkat di bawahnya, dan dua soal dua tingkat di bawahnya. 2) Pelaksanaan. Yakni mengerjakan soal asesmen. 3) Tindak lanjut/diagnosis. Yakni membuat kebijakan terkait hasil perolehan rata-rata kompetensi peserta didik.

Sedangkan tahapan asesmen diagnostik non-kognitif, 1) persiapan. Yaitu menyiapkan instrumen asesmen meliputi gambar/emoji yang mendukung suasana hati, membuat tabel atau pernyataan atau pertanyaan sejenis kuesioner yang dihubungkan dengan gambar atau emoji di poin sebelumnya. 2) Pelaksanaan, mengisi instrument asesmen. 3) Tindak lanjut/diagnosis, maksudnya menganalisis kondisi psikologi dan emosional peserta didik.

Setelah melaksanakan asesmen diagnostik pada siswa kelas IV SDN Sambong 02 Batang yang berjumlah 28 siswa, kemudian memberikan sepuluh pertanyaan. Yakni, tiga di antaranya tentang identitas siswa, meliputi nama, kelas, dan nomor kehadiran.

Dan tujuh di antaranya tentang gaya belajar, minat, dan pengetahuan awal siswa tentang materi yang diajarkan. Akhirnya didapatkan hasil sebanyak 71,43 persen menyukai gaya belajar auditori dalam kelompok.

Mengenai minat terhadap materi yang diajarkan diperoleh sebanyak 89,29 persen siswa menjawab senang mempelajari materi yang diajarkan. Dan 10,71 persen siswa menjawab biasa saja. Siswa ditanya, apakah pernah mendengar dan memahami materi gaya dan pengaruhnya pada benda, sebanyak 57,14 persen menjawab kadang dan belum memahami, serta 42,86 persen menjawab sering dan sudah sedikit memahami. Terdapat hasil yang berbeda untuk setiap kelas. Artinya, tindakan dan usaha guru di setiap kelas akan ditentukan oleh hasil tersebut.

Di kelas yang sebagian besar siswanya belum pernah mendengar atau memahami materi gaya dan pengaruhnya, maka materi awal tambahan akan diberikan. Berdasarkan hasil persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa asesmen diagnostik penting dalam pemetaan siswa kelas IV SDN Sambong 02 Batang mengenai gaya belajar, minat, dan pengetahuan awal siswa. (bt/ida)

Guru SDN Sambong 02 Batang


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya