
RADARSEMARANG.ID- Untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, diperlukan model pembelajaran. Sehingga siswa dapat menggunakan, mengingat lebih lama dan mengembangkan konsep yang diterima.
Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang mendorong komunikasi dua arah dengan siswanya. Serta membuka wawasan berpikir yang beragam sehingga bisa mengaitkan dengan kehidupan nyata.

Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara yang baik. Hal ini merupakan tantangan berat karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Untuk itulah, pengetahuan sosial dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang terus-menerus.

Pembelajaran IPS tidak hanya menuntut siswa memahami apa yang telah dipelajari, tetapi juga harus mampu memberikan contoh-contoh sosial yang nyata di lingkungan masyarakat seputar materi yang disampaikan. Hal ini berguna untuk membawa keberhasilan bagi siswa dalam bermasyarakat dan proses menuju kedewasaan.
Meskipun adanya pergantian kurikulum, pembelajaran IPS di sekolah masih sering menggunakan metode konvensional. Proses belajar mengajar didominasi guru, sedangkan siswa kurang diaktifkan.
Siswa dianggap sebagai pendengar dan komunikasi berjalan satu arah. IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan oleh peserta didik. Karena dalam memahami materinya memerlukan kejelian berpikir dan wawasan yang luas.
Salah satu materi IPS kelas VII SMP semester 2 pada kompetensi dasar yang dianggap masih rendah hasil belajar peserta didik adalah proses terbentuknya harga.
Guru harus lebih kreatif merancang kegiatan pembelajaran yang menarik sehingga meningkatkan keaktifan peserta didik. Model pembelajaran “PBL berbasis metode kepramukaan” dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah tersebut, dimana siswa dapat memecahkan suatu masalah secara berkelompok.
Model Problem Based Learning menurut Roesmono (2014:77) adalah sebagai sebuah model pembelajaran yang di dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah. Sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut sekaligus siswa memilki keterampilan dalam memecahkan masalah.
Sedangkan metode kepramukaan adalah cara yang diberikan kepada siswa untuk pendidikan melalui sebuah kegiatan yang menyenangkan, menarik dan menantang, serta disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kegiatan siswa (Gerakan Pramuka, 2018).
Adapun tahap-tahap pembelajaran PBL berbasis metode kepramukaan yakni pertama, tahap awal. Guru memberikan apersepsi berupa gambaran pembelajaran. Kedua tahap pengamatan aktif dan reflektif.
Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan kegiatan pembelajaran berbasis masalah. Pada tahap ini guru memberikan contoh permasalahan yang kemudian dibahas tiap kelompok oleh siswa.
Ketiga, tahap pengalaman yang konkret. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok selanjutnya guru menempatkan siswa pada situasi-situasi yang nyata, agar siswa terlibat secara penuh dalam pembelajaran. Keempat, tahap eksperimentasi aktif.
Guru memberikan pembuktian berupa praktik kepada siswa dengan menggunakan teori-teori tersebut untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Kelima, tahap konseptualisasi.
Siswa berdiskusi untuk menemukan konsep tersebut. Keenam, tahap pengembangan dan solusi. Presentasi hasil diskusi. Terakhir, tahap evaluasi. Guru memberikan refleksi dan evaluasi .
Berdasarkan observasi pelaksanaan pembelajaran peserta didik kelas VII C SMP Negeri 1 Warungasem, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan model PBL berbasis metode kepramukaan dapat meningkatkan semangat (motivasi) peserta didik dalam proses pembelajaran IPS. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. (uj/lis)
Guru IPS SMPN 1 Warungasem, Kabupaten Batang