31 C
Semarang
Jumat, 2 Juni 2023

Berpikir Kritis dengan LKPD Berbasis STEM

Oleh : Bahrudin Fatkurohman, S.Pd. Si

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Pada abad 21 teknologi berkembang sangat pesat. Kita dituntut menguasai keterampilan berpikir kreatif, berpikir kritis, berkomunikasi, dan mampu memecahkan masalah.

Respon Indonesia dalam dunia pendidikan difasilitasi melalui kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Guru diharapkan dapat menerapkan teknologi secara efektif sesuai situasi dan kondisi.

Kondisi keterampilan berpikir kritis siswa Indonesia saat ini berada di tingkat level rendah (Fithri et al., 2021). Siswa di Indonesia masih berfokus pada penghafalan rumus dan konsep. Penyelesaian soal dalam pembelajaran tidak dibarengi keterampilan berpikir kritis sehingga keterampilan berpikir kritis siswa kurang terasah (Mediartika & Aznam, 2018).

Faktor penyebab siswa tidak terbiasa berpikir kritis antara lain karena kondisi siswa yang pasif, rasa ingin tahu yang rendah, dan kurangnya keberanian mengungkapkan gagasan.

Banyak pendekatan atau model yang digunakan guru untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada siswa. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM).

STEM adalah pendekatan yang menggabungkan/mengintegrasikan empat disiplin ilmu yang disarankan dapat digunakan untuk mendukung keterampilan abad 21. STEM mengintegrasikan keempat disiplin ilmu secara interdisipliner. STEM diimplementasikan berdasarkan pembelajaran berbasis masalah dan konteks dunia nyata (Arinilah, 2016).

Pendekatan STEM dikaitkan dengan lingkungan sehingga mewujudkan pembelajaran yang dapat menghadirkan kehidupan nyata yang dialami siswa. Selain itu, STEM mengarahkan siswa untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi.

Hal ini menandakan bahwa pendekatan STEM tidak sekadar menghafalkan konsep tetapi lebih kepada memahami dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Perpaduan keempat disiplin ilmu tersebut saling berkaitan sehingga disimpulkan pendekatan STEM mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa.

Penggunaan pendekatan ini dapat diaplikasikan dalam penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD memegang peranan penting terhadap berlangsungnya proses pembelajaran.
LKPD memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk melakukan aktivitas secara nyata sesuai permasalahan yang dipelajari.

Adanya aktivitas nyata tersebut dapat meningkatkan keterampilan siswa untuk menganalisis, berpikir dan menyimpulkan sendiri aktivitas yang telah dilakukan. Melalui LKPD diharapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak hanya hasil mengingat fakta dan kejadian, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri konsep IPA. Sehingga keterampilan berpikir kritis meningkat.

Ketika LKPD dipadukan dengan pendekatan STEM, akan memberikan kesempatan penuh terhadap siswa untuk melakukan kegiatan identifikasi masalah sesuai apa yang diberikan. Kemudian dari identifikasi tersebut memunculkan ide untuk memecahkan permasalahan melalui pembuatan suatu produk. Dengan demikian pembelajaran akan lebih menarik dan siswa lebih antusias dalam belajar.

LKPD yang terintegrasi STEM tersusun secara sistematis dan terperinci sehingga siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. Ketika LKPD berbasis STEM diterapkan dalam pembelajaran IPA maka dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa.

Perangkat pembelajaraan pada mata pelajaran IPA di SMPN 1 Mertoyudan mengacu pada kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. LKPD yang terintegrasi dengan STEM dikembangkan agar dapat merangsang keterampilan berpikir kritis siswa.

Siswa lebih tertantang untuk menemukan sendiri informasi yang diperlukan, mampu menjawab setiap permasalahan dengan baik, dan mampu mengembangkan daya nalarnya. Sehingga kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Yakni siswa mampu mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Siswa mampu merumuskan masalah dengan banyak menanya, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Serta melatih siswa berpikir analitis bagaimana mengambil keputusan, bukan hanya mendengarkan dan menghafal saja. (ut/lis)

Guru IPA SMPN 1 Mertoyudan, Kabupaten Magelang


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya