
RADARSEMARANG.ID, PENDIDIKAN Agama Islam di Sekolah Dasar (SD) pada prinsipnya memberi bekal dasar pengetahuan dan pemahaman agama, sehingga sangat menentukan bagi berlangsungnya proses belajar agama tahap berikutnya.
Oleh karena itu, pemberian pondasi pembelajaran ilmu agamanya harus mantap. Salah satu yang bisa kita pelajari dalam pembelajaran Agama Islam adalah kompetensi membaca dan menulis Alquran.

Materi membaca dan menulis Alquran di SD merupakan materi yang harus mempunyai perhatian khusus, agar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar.
Dinamika pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada pembelajaran penulisan Alquran di Sekolah Dasar hanya bergantung pada kegiatan belajar mengajar atau pada jam tatap muka saja oleh karena itu kurangnya waktu pertemuan pada pembelajaran penulisan Alquran menjadi problematika tersendiri dalam pembelajaran penulisan Alquran, sehingga diperlukan perlakuan-perlakuan khusus bagi siswa dalam mempelajari penulisan Alquran.

Dari hasil evaluasi pembelajaran pada peserta didik kelas IIIa semester genap di SD Negeri Jrebengkembang, dalam KD 4.1.2. Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. an-Nasr dan al-Kausar dengan benar.
Diperoleh hasil evaluasi awal menunjukkan hasil yang kurang, dari 24 peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 33 persen (8 anak dari 24 peserta didik). Oleh karena itu dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode Follow The Line.
Secara harfiah, follow the line berarti “mengikuti garis”. Metode ini adalah cara belajar menulis Alquran dengan cara menebalkan huruf-huruf yang dicetak samar.
Metode menulis Alquran dengan metode follow the line adalah salah satu metode pembelajaran yang menggabungkan antara belajar Alquran dan aktifitas psikomotor anak, yaitu menulis Alquran dengan cara menebalkan garis atau titik-titik pada huruf atau bacaan Alquran. (Irawan, 2013).
Metode follow the line berbeda dengan metode yang biasa digunakan atau metode konvensional. Jika dalam metode konvensional guru menulis dulu di papan tulis lalu peserta didik mencontoh dan menulis di buku tulis, maka terkadang peserta didik menulisnya kurang sesuai, seperti huruf hijaiyah dan tanda baca banyak yang kurang, menulisnya tidak rapi, tidak konsisten, dan naik turun.
Tetapi jika menggunakan metode follow the line ini menulis akan lebih terarah, peserta didik hanya menebali tulisan yang sudah disediakan oleh guru, secara mental peserta didik merasa mudah, tidak minder karena hanya menebali saja, sehingga peserta didik akan semangat walaupun berulang ulang dan dijadikan pekerjaan di rumah sampai peserta didik lancar dan bisa menulis sendiri tanpa harus menebali lagi.
Langkah-langkah penerapan metode follow the line diantaranya : guru menyiapkan materi yang telah dicetak dengan cetakan yang lamat-lamat atau samar-samar. Lalu siswa diberi penjelasan cara penulisannya sesuai dengan kaidah kaidah penulisan, materi diberikan kepada siswa, siswa menulis dengan cara menebalinya dengan bimbingan guru.
Setelah menerapkan metode follow the line pada siswa kelas IIIa, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Dari hasil tes yang dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar, serta dengan membandingkan data awal sebelum menggunakan metode follow the line terbukti mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari, frekuensi ketuntasan hasil belajar individual siswa mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang tuntas berdasarkan data awal sebanyak 8 peserta didik, setelah dilaksanakan dengan mengunakan metode follow the line meningkat menjadi 22 peserta didik. Persentase ketuntasan klasikal siswa mengalami kenaikan.
Berdasarkan data awal siswa yang tuntas secara klasikal sebesar 33 persen dan setelah perbaikan hasil tes siswa yang tuntas secara klasikal sebesar 92 persen. (gp/zal)
Guru SDN Jrebengkembang, Kabupaten Pekalongan