
RADARSEMARANG.ID, Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan menantang.
Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang lingkup yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Berkaitan dengan itu, metode simulasi mungkin salah satu metode yang bisa diterapkan. Metode yang dimaksud penulis dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) menggunakan jenis simulasi permainan atau simulasi game dalam bentuk ular tangga.

Hal itu penulis terapkan di SMA Negeri 1 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan dalam mapel PPKn materi pembelajaran harmonisasi HAM yang diwujudkan dalam game simulasi dan pelaksanaan diatur dalam sebuah peraturan yang disetujui bersama.
Adapun peralatan game simulasi ular tangga terdiri atas dadu, lembar simulasi, gambar/tayangan dan seperangkat pertanyaan. Sedangkan tata cara permainannya: pertama, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas lima sampai enam siswa. Kedua, siswa maju ke depan dua kelompok dengan melingkari lembar simulasi. Lembar simulasi dimulai dari Start.
Ketiga, siswa mengeluarkan dadu setelah digoyang dalam gelas. Setelah keluar, dadu dilihat menunjuk nomor berapa. Misalnya, 1 berarti maju 1 langkah. Bila 2 berarti maju 2 langkah dan seterusnya. Bila ada dua arah, diperbolehkan memilih salah satu arah yang dikehendaki.
Keempat, setelah dadu ditempatkan pada nomor yang dikehendaki, kemudian lihat perintah atau pertanyaan. Siswa disuruh menjawab sesuai pertanyaan /perintah yang tersedia. Siswa memberikan alasan /keterangan atau jawaban.
Kelima, bila pada kolom bonus, peserta boleh menyampaikan hal apa saja yang berkaitan dengan materi HAM. Bila pada lembar simulasi lihat tayangan, maka soal bisa dilihat melalui LCD mengenai gambar atau tayangan film pendek.
Bila pada lembar simulasi tertulis ambil soal. Maka soal diambil dari lembar soal di luar simulasi yang sudah disediakan oleh guru. Demikian caranya diulang lagi antar kelompok secara bergiliran.
Yang perlu diperhatikan, jika ada sub pertanyaan yang belum diambil, maka dikaji guru bersama siswa. Selain itu, bagi siswa yang gelombang satu tidak aktif, bisa dikelompokan kembali untuk maju sesama siswa yang belum aktif dalam kelompok baru pada simulasi berikutnya. Hal ini dengan harapan, disamping sebagai target dalam mencapai ketuntasan (KKM) sekaligus meningkatkan keaktifan siswa.
Langkah-langkah pembelajaran simulasi sebagai berikut: pertama, guru menyiapkan alat simulasi. Kedua, guru menyiapkan prosedur simulasi. Ketiga, siswa melakukan simulasi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pembelajaran, antara lain: mempersiapkan materi pembelajaran, mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan, mempersiapkan kelas dalam setting pembelajaran simulasi dengan bantuan media visual berupa gambar dalam bentuk power point, menyempurnakan alat simulasi dengan variatif melihat pertanyaan melalui gambar dalam bentuk power point, ruang lingkup materi seluruh kompetensi dasar, serta membuat lembar observasi tentang aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.
Hasil belajar pada pembelajaran menggunakan game simulasi ular tangga ini adalah meningkatnya perolehan nilai siswa pada masing-masing individu, sehingga adanya peningkatan rata-rata kelas. Meningkatnya pencapaian dari KKM yang ditentukan baik nilai siswa maupun persentase pencapaian KKM dalam kelas tersebut.
Adanya perubahan sikap dalam mengikuti pembelajaran dengan siswa sebagai subjek pembelajaran. Berlangsungnya proses pembelajaran yang kreatif, integratif, komprehensif dan menyenangkan. (gp/fth)
Guru PPKn SMA Negeri 1 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan