RADARSEMARANG.ID, Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Dalam kurikulum merdeka muncul beberapa istilah. Salah satunya adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Yakni kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Dalam pelaksanaannya, P5 ini dapat dilakukan secara fleksibel, baik dari segi muatan, kegiatan dan waktu pelaksanaan.
P5 ini bertujuan untuk mencetak lulusan yang kompeten, berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dan memberikan pengetahuan serta keterampilan tambahan dari lingkungan sekitar.
Di SMK Negeri 1 Salam Kabupaten Magelang, kegiatan P5 dilaksanakan khusus kelas X yang telah menerapkan kurikulum merdeka, dan waktu pelaksanaannya di tengah semester.
Tema yang diambil adalah Gaya Hidup Berkelanjutan dengan judul projek Mengubah Sampah Menjadi Lebih Bermanfaat. Alasan kenapa mengambil tema ini, karena banyaknya sampah anorganik yang belum dimanfaatkan dengan baik. Sampah yang ada kebanyakan berupa plastik bungkus makanan, botol dan gelas plastik minuman. Jumlah siswa kurang lebih 1379, dapat dibayangkan berapa besar jumlah sampah setiap harinya.
Dalam kegiatan P5 ini berkaitkan dengan mata pelajaran yang penulis ampu yaitu seni rupa dengan materi berkarya seni rupa tiga dimensi.
Dikutip dari modul Seni Budaya Kelas X terbitan Kemendikbud (2017) oleh Zackaria Soetedja, dkk, berdasarkan bentuk atau dimensinya karya seni rupa dibagi dua. Yaitu karya seni rupa dua dimensi yang mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar, dan karya seni rupa tida dimensi yang mempunyai tiga ukuran selain panjang dan lebar juga memiliki ruang.
Berdasarkan fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan) dan fungsi ekspresi (seni rupa murni).
Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi yang paling sederhana sekalipun dilakukan dalam sebuah proses berkarya, tahapan dalam berkarya ini berbeda-beda sesuai karakteristik bahan, teknik, dan alat yang digunakan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut.
Tahapan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi dimulai dari adanya motivasi untuk berkarya, motivasi ini berasal dari diri sendiri, ide atau gagasan berkarya seni rupa tiga dimensi dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Pada kegiatan P5 peserta didik sangat termotivasi dan antusias dalam berkarya seni rupa baik secara individu maupun kelompok. Karena hasil karya mereka akan dipamerkan pada acara gelar karya penutupan kegiatan P5.
Ada perasaan ingin tampil sebaik mungkin dan timbul persaingan sehat dengan kelas lain. Dalam pembuatan karya seni rupa tiga dimensi ini dapat melatih kemandirian dan mengembangkan kreativitas untuk tugas individu, sedangkan dalam tugas kelompok dapat melatih kerja sama, menghargai pendapat orang, mengurangi sikap egois dan latihan berapresiasi seni.
Peserta didik begitu menikmati dan melaksanakan tugas dengan suka dalam membuat karya seni rupa tiga dimensi. Mereka bebas berekspresi dalam mengembangkan ide dan kreativitas yang ada serta menjadi hiburan tersendiri dalam kegiatan rutin pembelajaran.
Dalam kegiatan P5 di SMK Negeri 1 Salam membawa dampak positif bagi sekolah. Seperti berkurangnya sampah anorganik sehingga lingkungan menjadi lebih nyaman, peserta didik menjadi lebih sadar untuk mengurangi sampah anorgank dan mengelolanya menjadi lebih bermanfaat.
Dalam kaitan dengan pembelajaran seni rupa, pemanfaatan sampah menjadi karya seni rupa tiga dimensi dapat mengembangkan kreativitas peserta didik dalam berkarya. Selain itu juga melatih kerja sama, bertanggung jawab, kemandirian dan menghargai karya orang lain. (ut/lis)
Guru SMK Negeri 1 Salam Kabupaten Magelang
