31 C
Semarang
Jumat, 2 Juni 2023

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA melalui Teka-Teki Silang

Oleh : Rima Melyana S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Pada dasarnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran adalah faktor utama yang menunjang keberhasilan pembelajaran. Belajar adalah berbuat, oleh karena itu tidak ada belajar tanpa aktivitas.

Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Seorang guru dapat menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran, tapi peserta didiklah yang mengolah dan mencernanya sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakangnya.

Keaktifan peserta didik penting dalam proses pembelajaran. Sebab pengetahuan, keterampilan, dan sikap tidak dapat ditransfer begitu saja, tetapi harus peserta didik sendiri yang mengolahnya terlebih dahulu.

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik maupun sosial dalam proses pembelajaran (E Mulyasa, 2002:32).

Keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal berikut, turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada peserta didik lain/guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok, menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, dan kesempatan menggunakan /menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas/persoalan yang dihadapinya (Sudjana, 2010:61). Kesimpulannya, aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dapat menentukan hasil belajar.

Salah satu faktor untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran adalah penggunaan media. Dengan menggunakan media, guru lebih mudah menyampaikan materi, peserta didik cepat menangkap pengetahuan dari guru, peserta didik tidak hanya berandai-andai, namun bisa mengamati dan berpikir kreatif melalui media yang disediakan.

Ada banyak jenis media, ada media visual, audio, audio visual dan lainnya. Salah satu media visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media teka-teki silang (TTS).

Menurut Beni (2016:2), TTS merupakan sebuah kotak berwarna yang terdiri atas dua lajur yaitu mendatar (kumpulan kotak yang membentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak yang membentuk satu kolom dan beberapa baris).

Cara menggunakan media ini, dengan mengisi kotak-kotak kosong dengan huruf yang terkait dengan pertanyaan atau pernyataan yang diajukan sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai.

Media TTS inilah yang digunakan oleh guru kelas VI di SD Negeri 02 Wringinagung, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, dalam meningkatkan hasil belajar IPA.

Dengan memanfaatkan media ini, peserta didik mampu memahami sekaligus menghafal istilah ilmiah beserta penjelasannya. Peserta didik belajar bekerja sama, belajar menghargai pendapat teman karena media TTS dapat diterapkan secara berkelompok maupun individu. Peserta didik juga dituntut untuk teliti dalam mengerjakan soal pada penerapan media ini.

Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh guru dalam menggunakan media TTS, pertama, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Kedua, setiap kelompok diberikan satu paket teka-teki silang.

Ketiga, anggota kelompok mengerjakan teka-teki silang dengan cara berdiskusi. Keempat, bagi kelompok yang tercepat dan benar dalam mengerjakan soal pada TTS akan mendapatkan reward berupa tanda bintang dari guru yang disematkan pada peserta didik.

Melalui pembelajaran dengan media TTS, meningkatkan antusiasme peserta didik saat pembelajaran dan otomatis dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

Selain itu, dapat menumbuhkan karakter positif pada diri peserta didik, seperti mampu bekerja sama dan saling menghargai mendapat orang lain. (gp/ida)

Guru SD Negeri 02 Wringinagung, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya