
RADARSEMARANG.ID, Pandemi Covid-19 berangsur reda. Belajar dan mengajar kembali dilakukan di kelas secara tatap muka.
Setelah dua tahun siswa belajar di rumah secara daring, banyak sekali tantangan yang dihadapi guru untuk membangkitkan kembali belajar yang on time atau tepat waktu dan juga menyenangkan belajar dalam kelas.

Menurut Moh. Surya (1981), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Dengan adanya pandemi Covid-19, dampaknya dirasakan banyak orang. Banyak orang kena PHK karena sang pengusaha, usahanya bangkrut. Banyak pengangguran, banyak hotel yang kosong tak berpenghuni karena tidak ada yang mau menggunakan fasilitas tersebut.

Bahkan satu sama lain sesama manusia berjaga jarak yang sangat signifikan. Karena sebelum pandemi manusia bersapa, berjabat tangan, bahkan berpelukan, tetapi pandemi melanda, semua manusia menjaga jarak.
Akibat pandemi juga mempengaruhi pembelajaran di kelas karena siswa sudah cukup lama sekitar 2 tahun siswa belajar di rumah lewat daring atau kita sebut online. Sehingga siswa merasa agak asing belajar di dalam kelas karena dibatasi dengan aturan harus menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan setiap habis bersentuhan dengan apapun.
Tidak boleh bersalaman, bawa makan sendiri artinya tidak boleh jajan di luar. Adapun beberapa dampak negatif dari pandemi bagi siswa adalah sebagai berikut:
Siswa tidak fokus dalam belajar
Siswa harus beradaptasi kembali dengan lingkungan yang baru, karena di awal pertemuan sebagian siswa merasa asing dengan lingkungan sekolah karena belum terbiasa dan itupun dengan beberapa wajah yang baru dilihatnya dalam kelas. Sehingga siswa merasa takut, berpikiran kalau dekat dengan orang asing maka akan terkena Covid. Pasca pandemi Covid-19 masih menghantui para orang tua dan siswa sehingga berpikiran yang negatif.
Siswa kurang memahami pelajaran
Selama pandemi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring atau online semua dibahas secara daring sehingga kesulitan siswa untuk bertanya secara langsung. Mungkin bagi siswa yang rajin akan mencari materi yang diajarkan oleh guru, tetapi bagi siswa yang kurang rajin, akan hanya berdiam diri bahkan belajar online banyak yang sambil tiduran, mainan dan lain-lain.
Dalam hal ini siswa merasa sulit untuk bertanya secara langsung materi yang tidak dimengerti. Setelah pandemi berakhir siswa belajar di kelas (guru memberikan pembelajaran pda siswa secara langsung) merasa kesulitan karena siswa harus mengulang dari awal materi yag dipelajarinya juga mengejar ketinggalan materi sebelumnya.
Siswa yang duduk tidak nyaman
Karena selama pandemi belangsung siswa yang biasa mengerjakan pekerjaan atau tugas atau belajar kadangkala sambil slonjoran, tiduran, pakai baju santai, tetapi setelah pembelajaran di kelas siswa harus pakai baju seragam, sepatu hitam, duduk yang baik dan berdampingan dengan temannya. Ini yang membuat siswa merasa agak kurang nyaman dengan suasana yang baru dijalaninya lagi setelah pandemi melanda.
Hasil belajar siswa menurun
Akibat pembelajaran daring dampak negatifnya yaitu hasil belajar siswa menurun. Dalam pembelajaran daring, pemberian materi kurang bisa dipahami karena disampaikan secara online. Sehingga minat dan motivasi belajar siswa menurun. Adapun beberapa faktor yang mengakibatkan hasil siswa menurun antara lain, jaringan internet yang tidak mendukung, kuota, merasa bosan, merasa lelah apalagi terus-menerus mata memperhatikan laptop ataupun handpone.
Kini setelah masuk sekolah kembali, semua yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu guru dan siswa harus beradaptasi lagi dengan lingkungan sekitarnya yang difokuskan pada lingkungan sekolah. (*/lis)
Guru SMA Negeri 4 Magelang