28 C
Semarang
Kamis, 23 Maret 2023

PBL Asyik untuk Pembelajaran Memainkan Alat Musik Tradisional

Oleh : Triyono, S.Sn

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Memainkan alat musik tradisional secara perorangan adalah salah satu kompetensi dasar yang ada pada mata pelajaran seni budaya kelas VIII semester 2. Materi ini menuntut setiap peserta didik mampu memainkan salah satu alat musik tradisional yang ada di lingkungan sekitar mereka.

Alat musik tradisional sifatnya umum dan macamnya banyak, maka setiap peserta didik dapat memilih sesuai dengan yang mereka punya/peroleh. Macam alat musik tradisional Indonesia adalah saron, bonang, kulintang, saluang, sasando dan lain-lain.

Semua jenis alat musik tersebut merupakan kekayaan budaya Indonesia. Untuk dapat memainkan alat musik tradisional dengan baik, diperlukan latihan yang cukup sesuai teknik dan prinsip dalam bermain alat musik tradisional.

Pembelajaran seni budaya materi memainkan alat musik tradisional dilaksanakan dengan klasikal yaitu guru menyampaikan materi di depan kelas. Setelah peserta didik mengetahui cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, tahap berikutnya berlatih bersama di bawah bimbingan guru.

Baca juga:  Asyiknya Belajar Melukis Ragam Hias dengan Teknik Ecoprint

Model pembelajaran ini dianggap kurang mengaktifkan dan mengasah keterampilan peserta didik. Karena peserta didik hanya terfokus pada materi yang disampaikan guru. Belum menuntut peserta didik berpikir kreatif dan kritis dalam menguasai materi pembelajaran.

Di SMP Negeri 15 Surakarta, pembelajaran seni budaya materi memainkan alat musik tradisional dilaksanakan tatap muka. Dengan demikian diperlukan model pembelajaran yang mampu menjawab permasalahan tersebut.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Saefuddin & Berdiati, 2014: 48).

Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130), model problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

Baca juga:  Hadapi Pembelajaran saat Pandemi dengan Optimalisasi Office 365

Pengertian di atas senada dengan kondisi pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 15 Surakarta yang perlu model pembelajaran. PBL asyik yang dimaksud adalah model pembelajaran PBL yang diterapkan pada materi memainkan alat musik tradisional.

Pembelajaran luring diawali dengan pertama, orientasi peserta didik pada masalah yaitu memainkan alat musik tradisional. Kedua, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dengan cara menyampaikan tugas yang harus diselesaikan. Ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok dengan cara membimbing proses latihan memainkan alat musik tradisional via wa grup/gmeet. Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yaitu siswa merekam hasil latihan memainkan alat musik tradisional. Kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan cara menuliskan refleksi proses pembelajaran di kelas.

Baca juga:  Asyiknya Belajar Getaran Harmonis dengan Project Based Learning

Dengan proses PBL tersebut, siswa lebih leluasa dalam mencari dan melatih alat musik sesuai situasi dan kondisi dari peserta didik. Proses tersebut dapat melatih siswa kreatif dan berfikir kritis.

Adapun faktor pendukung yang membantu penerapan PBL adalah tingginya partisipasi dan keaktifan peserta didik yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dengan penerapan PBL peserta didik yang kurang jelas dapat mengulang latihan mandiri di bawah bimbingan guru atau orang lain. Suasana belajar juga menjadi lebih menyenangkan karena peserta didik dapat belajar setiap saat.

Sedangkan bagi guru penerapan PBL adalah inovasi dan solusi terhadap proses pembelajaran. Guru menjadi lebih bersemangat, termotivasi, dan lebih mudah menyampaikan materi serta menjadi alternatif dari proses pembelajaran alat musik sederhana. (ut/lis)

Guru Seni Budaya SMP Negeri 15 Surakarta


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya