
RADARSEMARANG.ID,Satu kata yang terlintas saat kita membayangkan matematika adalah “sulit”. Ya, matematika dipandang mata pelajaran yang sulit bagi beberapa orang mungkin di antaranya adalah siswa-siswi di SMK. Salah satu materi yang dirasa sulit oleh para siswa adalah barisan deret.
Pada materi ini kompetensi dasar yang harus dicapai adalah menganalisis barisan dan deret aritmetika/geometri serta menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmetika/geometri. Dari data ujian nasional tahun 2019 untuk SMK rata-rata nasional nilai matematika masih rendah dengan nilai 39,57.

Bahkan untuk daerah Jawa Tengah rata-ratanya lebih rendah lagi yaitu 35,26. Kemudian pada materi barisan dan deret terdapat dua indikator materi barisan dan deret. Dari kedua indikator tersebut rata-rata persentase siswa menjawab benar adalah 29,5%.
Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan minat belajar siswa sehingga prestasi matematika di sekolah dapat menjadi lebih baik adalah guided inquiry. Kuhlthau et al. (2015:2) menyatakan inkuiri adalah pendekatan belajar di mana siswa menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang sebuah masalah, topik, atau isu.

Dengan pembelajaran tersebut siswa memperoleh kompetensi dengan dibimbing (guided) melalui proses inkuiri (inquiry) oleh guru. Melalui guided inquiry (inkuiri terbimbing) siswa memperoleh kemampuan untuk menggunakan alat maupun sumber daya untuk belajar. Pada guided inquiry siswa diarahkan untuk menanyakan secara runtut apa yang diketahui, apa yang ingin diketahui, bagaimana cara mengetahuinya, apa yang telah dipelajari. Bagaimana cara menggunakan apa yang telah dipelajari, dan apa yang selanjutnya akan dilakukan.
Pedaste et al. (2015:54) mengungkapkan lima langkah utama dalam pembelajaran tersebut yakni orientation (orientasi), conceptualization (konseptualisasi), yang terdiri dari questioning (menanyakan) dan hypothesis generation (pembuatan hipotesis). Kemudian investigation (investigasi), yang terdiri dari exploration (eksplorasi), experimentation (uji coba), dan data interpretation (interpretasi). Conclusion (kesimpulan), serta discussion (diskusi), yang terdiri dari communication (komunikasi) dan reflection (refleksi).
Pada pembelajaran yang dilakukan penulis mendapatkan hasil belajar siswa yang baik untuk materi barisan dan deret. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Sardin, 2015:198). Hal ini dimungkinkan karena pembelajaran guided inquiry menekankan pada keterlibatan dan keaktifan siswa (Purwasih, 2015:21).
Dalam pembelajaran, siswa dibimbing untuk menemukan konsep barisan dan deret yang sedang dipelajari. Pembelajaran dengan guided inquiry mampu mengasah dan melatih keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah (Gunur et al., 2019:38).
Guru bertugas sebagai fasilitator yang membimbing pemikiran siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait barisan dan deret dari konsep yang siswa peroleh (Sardin, 2015:198). Dari hasil bimbingan tersebut siswa mampu menyimpulkan konsep barisan dan deret sehingga bisa menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi tersebut. Pada keseluruhan proses pembelajaran tersebut membantu siswa menjadi pribadi yang mandiri dalam keterlibatannya secara aktif.
Pembelajaran guided inquiry bisa dijadikan salah satu alternatif guru untuk mengajar materi barisan dan deret. Pembelajaran tersebut dapat memantik keterlibatan aktif siswa khususnya di SMK yang mempunyai karakteristik cukup berbeda dengan siswa SMA. (ko/lis)
Guru Matematika SMKN 10 Semarang, Kota Semarang